TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Tragedi berdarah kembali menggemparkan warga Kota Banda Aceh.
Kali ini menimpa pasangan suami istri (pasutri) penjual nasi Nasi Pecal di Jalan T Iskandar, Simpang Ilie, Gampong Lamteh, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh.
M Nasir (50) dan istrinya, Roslinda (45) ditemukan bersimbah darah di kamar warungnya.
Pasangan suami istri (pasutri) dibunuh secara keji oleh seorang pemuda lajang yang tak lain adalah pekerjanya sendiri.
Tersangka pembunuhan itu adalah Iskandar (21).
Pembunuhan itu sendiri terjadi Selasa (26/2) dini hari sekitar pukul 03.30 WIB.
M Nasir (50) dan istrinya, Roslinda (45) yang ditemukan bersimbah darah di kamar warungnya akibat luka tebasan dan tikaman benda tajam yang dilakukan Iskandar, pemuda asal Kecamatan Jambo Aye, Aceh Utara.
Sejumlah fakta pun terungkap setelah pelaku berhasil diringkus polisi.
Berikut Fakta-fakta yang dihimpun serambinews.com dalam kasus pembunuhan tersebut:
1. Pelaku ditangkap setengah jam setelah kejadian
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH dalam konferensi pers di indoor Mapolresta, Selasa (26/2) pagi menjelaskan tersangka Iskandar ditangkap setengah jam setelah peristiwa itu terjadi tepatnya sekitar pukul 04.00 WIB, di depan sebuah bengkel Jalan T Nyak Makam, kawasan Gampong Doy, masih dalam Kecamatan Ulee Kareng.
Baca: 3 Perempuan di Karawang Ditangkap, Mahfud MD: Polisi Sudah Lakukan Hal yang Benar
Pembunuhan itu sendiri, lanjut Kapolresta yang ikut didampingi Kasat Reskrim AKP M Taufiq SIK dan Kapolsek Ulee Kareng, AKP Mawardi SE MM terjadi sekitar pukul 03.30 WIB.
Kapolresta menjelaskan petugas Polsek Ulee Kareng dan personel Satuan Reskrim Polresta yang mendapat kabar tersebut langsung meluncur ke lokasi dan melakukan pengejaran terhadap tersangka yang akhirnya diringkus di Jalan T Nyak Makam, Gampong Doy dengan sebuah tas berisi pakaian miliknya.
"Tersangka Is ingin melarikan diri ke kampungnya di Jambo Aye, Aceh Utara. Pelaku kita tangkap setengah jam setelah peristiwa itu," pungkasnya.
2. Aksi pelaku diketahui oleh menantu korban
"Kasus itu pertama kali diketahui oleh menantu korban, Dani Alfairus (27) yang juga tinggal di warung itu karena mendengar suara ribut dari dalam kamar mertuanya," kata Kombes Trisno.
Merasa ada yang tak beres, Dani dan istrinya, Aini (anak kandung korban), bergegas ke kamar orang tua mereka, M Nasir dan Roslinda.
Sebelum masuk ke kamar, Dani sempat meminta bantuan Subardi, suami dari Husna (seorang pekerja lainnya di warung itu) yang tinggal di lantai dua, sehingga keduanya berhasil mendobrak pintu kamar korban yang dikunci dari dalam saat eksekusi itu berlangsung.
Baca: Ucapkan Selamat kepada Timnas U-22, Sandiaga: Kalian Luar Biasa
Saat pintu kamar berhasil didobrak, terlihat pelaku sedang memegang parang dengan kondisi berdarah.
Saat itu Is sempat mengatakan, "bukan saya bang..". Tapi, pelaku langsung bergegas keluar dari kamar dan melarikan diri, setelah barang bukti parang dibuang di luar kamar.
Lalu untuk pisau dapur, kata Kapolresta masih berada di kamar korban serta pisau cutter ditemukan di kamar mandi.
3. Dibantai dengan parang dan pisau
Besar dugaan, Roslinda, istri M Nasir yang mendapat luka tusukan pisau serta sabetan parang yang dilakukan oleh tersangka telah meninggal berlumuran darah di lantai kamar dengan posisi telungkup.
Sementara M Nasir yang masih tersadar dan bermandikan darah, karena terkena sabetan parang arit yang dihunus oleh tersangka langsung dipapah oleh Dani dan Subardi.
Lalu Aini pun meminta bantuan pada tetangga untuk membawa ayahnya itu ke RSU Zainoel Abidin menggunakan becak, tanpa memperdulikan pelaku yang melarikan diri saat itu.
Korban yang terengah-engah dalam kondisi kritis masih sempat meminta kepada anaknya untuk mengejar Iskandar.
"Korban meninggal dunia dalam perjalanan menuju ke RSUZA," kata AKBP Trisno.
4. Motifnya sakit hati sering dimarahi
Pelaku Iskandar (21) yang di tempat usaha korban sejak Oktober 2018.
Kepada polisi, Iskandar berdalih sakit hati kepada majikannya, M Nasir dan istrinya, Roslinda, karena sering memarahi dan memakinya saat bekerja.
Pembunuhan itu direncanakan sedemikian rupa oleh tersangka, termasuk dengan mempersiapkan sebilah parang, sebilah pisau dapur, dan satu cutter yang belakangan diketahui milik korban dan berada di dalam warung nasi pecal tersebut.
Bercermin terhadap dua kasus pembunuhan yang menggemparkan publik dan diduga dilatarbelakangi motif yang sama itu, yakni sakit hati pekerja pada majikannya, mantan Kabag Bingkar Polda Aceh ini meminta seluruh pihak, baik pekerja maupun para pemilik usaha, agar menjadi pembelajaran bersama.
Baca: Pelaku Pencurian Bermodus Pecah Kaca di Depok Lolos dari Pantauan CCTV
Pembunuhan pertama dengan motif yang sama, lanjutnya, yakni kasus pembunuhan sekeluarga keturunan Tionghoa yang juga dilakukan pekerja, yakni Ridwan (22) asal Aceh Jaya, Senin, 8 Januari 2018.
Peristiwa berdarah saat itu menimpa Tjie Sun alias Asun (48), istrinya, Minarni (40), serta anak laki-laki mereka Callietos NG (8) di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh.
Lalu, pembunuhan terbaru terjadi Selasa (26/2) sekitar pukul 03.30 WIB menimpa pasangan suami istri, M Nasir dan Roslinda (47) di kamar warung nasi pecal milik mereka di Jalan T Iskandar, Ulee Kareng.
"Kasus penghilangan nyawa dengan motif yang sama sudah dua kali terjadi. Dari peristiwa ini kami harapkan menjadi evaluasi, introspeksi dan pelajaran bagi kita semua, baik itu pekerja maupun majikan atau toke yang memiliki usaha, untuk tidak mudah marah, apalagi sama memaki pekerjanya. Begitu juga dengan pekerja, jangan mudah terbakar emosi dan sedikit-sedikit sudah berpikir menghilangkan nyawa. Berpikirlah dengan akal sehat," demikian Kapolresta.
5. Pelaku terancam hukuman mati
Pembunuhan itu direncanakan sedemikian rupa oleh tersangka, termasuk dengan mempersiapkan sebilah parang, sebilah pisau dapur, dan satu cutter yang belakangan diketahui milik korban dan berada di dalam warung nasi pecal tersebut.
Kombes Trisno mengatakan tersangka Iskandar dijerat Pasal 340 jo Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup atau 20 tahun.
Karena, pembunuhan yang dia lakukan itu atas dasar telah direncanakan, bukan sekadar untuk melukai korban.
6. Jenazah pasutri dimakamkan di pekarangan rumah
Pada Selasa sore kemarin, Serambi melayat ke rumah ibunda almarhumah Roslinda di Jalan Tgk Di Kandang, Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh.
Di pekarangan rumah itulah, jenazah M Nasir dan Roslinda dimakamkan.
"Mereka sebenarnya bikin rumah di Pango Raya, Kecamatan Ulee Kareng dan tercatat sebagai warga di sana. Akan tetapi karena ada sedikit kendala maka tidak dikebumikan di Pango. Akhirnya jenazah dibawa pulang ke Gampong Pande dan dikebumikan di pekarangan rumah kami," ujar Jalina yang akrab disapa Kak Nong, adik kandung almarhumah Roslinda sambil menahan tangis.
7. Korban tinggalkan 2 anak
Menurut Kak Nong, Kak Adek dan Bang Nasir memiliki dua anak yaitu satu putra dan satu putri.
Bahkan, putrinya, Aina Rinjani (27) baru saja melangsungkan pernikahan dan resepsi pada 21 Februari 2019.
Aina Rinjani dan suaminya, Dani Alfairus tinggal serumah dengan orangtuanya yang mengelola Warung Nasi Pecal di Jalan T Iskandar, kawasan Lamteh, Ulee Kareng--tempat tragedi itu terjadi.
Pasangan pengantin baru itu ikut menyaksikan saat-saat akhir orangtua mereka bahkan memergoki pelakunya.
8. Pelaku sempat diajak korban bersihkan rumah
Dalam penilaian keluarga korban, termasuk pekerja di warung nasi tersebut, tersangka pelaku sehari-harinya termasuk pemuda pendiam dan gerak-geriknya agak 'melambai' (istilah agak keperempuanan).
Sehari menjelang kejadian memilukan itu, Is masih diajak oleh M Nasir untuk bantu-bantu membersihkan rumah di Pango Raya karena selama ini rumah tersebut disewakan.
Namun pada Senin malam--sejak lepas magrib--Is tidak terlihat di tempat usaha.
"Biasanya dia betah sekali nonton tv sejak habis magrib sampai tengah malam sambil nemanin Kak Aina (putri M Nasir) menjahit. Tapi malam itu dia tidak pulang," ungkap Husna, seorang pekerja di warung nasi M Nasir.
Ada perkiraan, malam itu Is kembali ke warung selepas tengah malam karena pada saat-saat seperti itulah majikannya sudah terlelap.
"Dia masuk dengan cara membuka paksa pintu kamar korban dan membunuh dengan senjata tajam. Hampir di seluruh bagian tubuh korban ada bekas tujukan, sayatan, dan bacokan. Sangat keji," ujar Kak Nong tanpa sanggup menahan tangis.
9. Keluarga korban terpukul
Kematian pasangan suami istri, M Nasir bin Ilyas dan Roslinda binti Ridwan menyisakan pilu nan tak terperi, terutama di kalangan anggota keluarganya.
Saat menceritakan tragedi yang menimpa kakak dan abang iparnya, Kak Nong didampingi abang kandungnya, M Nur alias Dek Gam, ibu kandung almarhum M Nasir, Nursiah, dan seorang pekerja di warung korban bernama Husna yang ikut melihat detik-detik awal pascapembunuhan keji pada Selasa menjelang subuh kemarin.
Wawancara dengan keluarga besar korban ikut didampingi Ketua Pemuda Gampong Pande, Firdaus dan Usman M Adam alias Abon Usman yang ikut memfasilitasi pertemuan dengan keluarga korban.
Menurut Kak Nong, keluarga besar mereka sangat terpukul dengan pembunuhan keji yang dilakukan oleh tersangka pelaku yang tak lain adalah pekerja yang sekaligus orang kepercayaan kakak dan abang iparnya.
"Bagi Kak Adek (panggilan almarhumah Roslinda) dan Bang Nasir, si Is (tersangka pelaku) sudah dianggap keluarga, bukan cuma pekerja. Tapi tak disangka dia tega melakukan pembunuhan yang sangat sadis itu," ujar Kak Nong didampingi abang kandungnya, M Nur.
Keluarga korban minta polisi mengungkap tuntas motif pembunuhan sadis itu dan berharap pelakunya dijatuhi hukuman setimpal.
"Pelakunya seperti sudah punya rencana untuk menghabisi korban, faktanya senjata tajam (parang bengkok menyerupai arit) yang digunakan dibalut dengan kain untuk maksud menghilangkan sidik jari," demikian keterangan keluarga korban. (*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul 9 Fakta Pembunuhan Pasutri Penjual Nasi di Banda Aceh, Pelaku Terancam Hukuman Mati