TRIBUNNEWS.COM - Tedy Mokodompit (38) warga Desa Pontodon Timur berhasil dievakuasi tim gabungan Kamis (27/02/2019) sekitar pukul 14.30 WITA.
Tedy merupakan satu korban longsor dalam lubang tambang rakyat ilegal di Desa Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), pada Selasa (26/2/2019)
Tedy mampu bertahan selama 41 jam di dalam lubang tambang hingga akhirnya bisa diselamatkan tim evakuasi.
Saat diselamtkan korban dalam kondisi memprihatikan dan kondisi tubuh lemah.
Baca: Evakuasi Korban Longsor di Bolaang Mongondow Dilanjutkan, 8 Orang Meninggal Dunia
Baca: Tanah Longsor Landa Melawi Kalimantan Barat, Akses Transportasi Lumpuh Total
Petugas SAR harus melakukan amputasi kaki korban Tedy sebelah kiri karena terjepit batu.
Ketika korban berhasil dievakuasi keluar lubang.
Ia tak mengenakan pakaian dan ada sejumlah luka di bagian perut.
Tedy juga dipasang oksigen untuk membantu pernapasan. Namun, setelah berbagai upaya dilakukan.
Baca: Mengaku Terus Berzikir, Ini Cerita Korban Longsor di Lubang Tambang Bakan Selama 21 Jam
Baca: Kisah Rusdi Tulong, 21 Jam Terjebak di Lubang Tambang Emas Bakan yang Longsor, Hanya Bisa Berdzikir
Tedy tak bisa bertahan hidup. Dia menghembuskan napas terakhirnya.
Keluarga korban yang menunggu di lokasi berbeda tampak sangat sedih dan pasrah atas kejadian yang menimpa korban.
Jenazah Tedy pun dibawa dari lokasi tambang.
Tim evakuasi harus bersusah payah mengeluarkan korban lokasi karena sulitnya akses jalan.
Baca: Tambang Emas Ilegal di Sulawesi Selatan Longsor, Korban Selamat Ungkap Kronologi Kejadiannya
Baca: [Update] Evakuasi Korban Longsor di Bolaang Mongondow, 7 Orang Meninggal dan 19 Orang Selamat
Tandu harus dipindahkan secara estafet oleh tim evakuasi.
Amrin Dengar Suara Anaknya Minta Tolong
Cerita lain dari peristiwa longsor di Tambang Bakan. Seorang ayah dengan sabar menanti proses evakuasi terhadap anaknya yang tertimbun dalam lubang tambang.
Amrin Simbala warga Desa Bilalang berharap anaknya, Kadri Simbala (39) bisa selamat.
Amrin menceritakan sejak Rabu, dirinya mencoba masuk lubang tambang yang tertimbun, tapui tidak bisa.
Baca: Berita Terbaru Evakuasi Longsor Tambang Emas di Sulut, Delapan Orang Meninggal, 19 Orang Selamat
Baca: Saham PT Timah Mendadak Longsor 14 Persen, Ada Apa?
Dia mendengar ada suara dari balik reruntuhan yang berteriak minta air. Dari suaranya, Amrin yakin itu Kadri, anaknya yang tertimbun longsor.
"Saya terakhir berkomunikasi di lubang tambang dengan Kadri. Dia meminta Saya untuk diselamatkan," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Walaupun usia Amrin tak muda lagi, Ia berusaha menerobos lokasi kejadian yang sangat ekstrem.