TRIBUNNEWS.COM, MANADO - "Cess siaga". Demikian perintah Putri (nama samaran) pada beberapa Waria yang mangkal di jalan Dotu Lolong Lasut, tak jauh dari Taman Kesatuan Bangsa (TKB) Manado, Jumat (9/3/2019) malam.
Demi mendengar perintah itu, para Waria memasang sikap siaga.
Putri mencurigai sejumlah pemuda yang berulangkali lalu lalang dengan sepeda motor di sekitar tempat mereka mangkal.
Para pemuda itu menghentikan motornya di samping TKB, berjalan ke arah mereka, lalu berhenti di suatu tempat.
"Kami harus hati hati, bisa saja mereka bermaksud jahat," kata dia.
Pengalaman sebelumnya, para pemuda dengan gelagat demikian hendak melakukan kekerasan.
Dikatakannya, Waria memang rentan dengan kekerasan. Pernah, kata dia, sekelompok pemuda menyerbu.
"Pernah pula kami hampir ditabrak dengan mobil, belum lagi diancam dengan pisau dan lainnya," kata dia.
Sebut dia, beberapa Waria sudah tak mau lagi mangkal di Seputaran Kubur Borgo.
Penyebabnya, di sana mereka jadi sasaran amuk sekelompok orang. "Di sana rawan, kami sering dilempari," kata dia.
Terhadap kekerasan yang mereka alami, Putri mengaku sulit mencari keadilan. Justru mereka yang dituding pembuat onar.
"Kami harus cari aman sendiri, caranya ya seperti ini, jika ada bahaya kami hadapi bersama-sama," kata dia. (art)
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Kisah Waria di Manado, Sering Diserang hingga Pilih Melawan, ‘Lapor Tak Guna, Kami yang Disalahkan’
Penulis: Arthur_Rompis