News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ajaran Katimun Soal Kiamat di Ponorogo, Ini Tanggapan Muhammadiyah Setempat

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni

Diberitakan sebelumnya, 52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo pindah ke Malang karena ada seorang yang menyampaikan warga akan selamat dari kiamat.

Berita kepindahan 52 warga Desa Watu Bonang ke Malang menjadi viral di media sosial setelah seorang netizen dengan nama akun Rizki Ahmad Ridho memosting informasi itu di Info Cegatan Wilayah Ponorogo (ICWP).

Sejak diposting dua hari kemarin, sudah dikomentari 1.405 netizen dan disukai 1.014 netizen.

Rizki memposting "kepoinfo seng omahe watu bonang enek ora jarene lemah' pdo.di dol.gek pindah neg malang kae kronologine pie..Seng 2 krngu" jarene kenek doktrin seng kiamat disek dwe daerah kno gek jarene neh kui gae jaket MUSA AS..kui aliran opo lurrr.samarku mbat brawek neg daerah" lio..Ngnu wae..mergo rdok nyamari babakan ngne kie wedi ko mbat di gae edan lak io.jembuk

(#kepoinfo yang rumahnya di Watu Bonang ada apa tidak. Infonya tanah-tanah dijual lalu pada pindah ke Malang. Terus bagaimana kronologinya. Yang kedua, dengar-dengar katanya kena doktrin bahwa kiamat pertama kali akan datang disitu. Lalu katanya lagi ada yang memakai jaket MUSA AS. Itu aliran apa ya saudara, khawatirku merembet ke daerah lain. Gitu aja. Soalnya agak membahayakan masalah seperti ini. Takutnya malah membuat orang gila),".

Tanggapan PW Muhammadiyah

Fenomena kepindahan 52 warga Ponorogo ke Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur karena doktrin kiamat membuat Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Najib Hamid terheran.

Dia lantas bertanya apa benar ada kiamat yang bersifat lokal?

"Bagaimana mereka memahami kalau di Ponorogo kiamat, tapi di Malang tidak, masak ada kiamat lokal?" kata dia Rabu (13/3/2019) di kantornya.

Peristiwa tersebut dianggapnya potret bahwa masih banyak warga Jawa Timur yang belum mengenyam pendidikan agama secara utuh.

Kondisi minimnya pendidikan agama membuat warga lebih mudah termakan isu agama.

Kondisi tersebut dianggapnya bahaya apalagi saat ini santer kabar hoax yang membawa nama agama yang mewarnai proses Pemilu.

Baca: Rangkuman Hasil Laga Wakil Indonesia di Swiss Open 2019, Nyaris Sapu Bersih!

"Ini bukan hanya tugas pemerintah, namun juga tugas semua warga negara untuk memberi pemahaman agama yang utuh," ujarnya.

Najib sendiri mencurigai ada motif kriminal dalam peristiwa tersebut.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini