TRIBUNNEWS.COM, PARIMO - Kapolres Parigi Moutong, AKBP Zulham Efendi Lubis mengatakan, pihaknya menduga masih ada pergerakan teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di wilayah pegunungan Parimo dan Poso.
Olehnya, kepolisian tetus meningkatkan patroli di titik-titik yang dinilai jadi tempat persembunyian DPO teroris.
"Sat Sabhara Polres Parigi Moutong terus tingkatkan sambang, Patroli menyisir hingga di perkebunan rakyat yang letaknya di perbukitan Sausu," ungkapnya melalui keterangan tertulis di poldasulteng.com, Jumat (15/3/2019).
• Petugas Damkar Kota Palu Beri Sosialisasi Tugas pada Anak Usia Dini
Lanjutnya, patroli di area kaki bukit dan kebun rakyat itu, dipimpin oleh Kasat Sabhara AKP Harry A Wuwungan bersama KBO Aipda Andri J Terok.
Sebanyak 1 pleton anggota dikerahkan dalam setiap kegiatan patroli.
wilayah Parigi Moutong dan Poso merupakan zona merah kelompok MIT.
Desember 2018 lalu, kelompok bersenjata yang saat ini dikomandoi Ali Kalora itu memutilasi seorang warga penambang emas.
Warga yang bernama Ronal Batau, ditemukan di Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Sempat terjadi kontak senjata di awal Bulan Maret
Kontak senjata antara Satuan Tugas (Satgas) Tinombala dengan kelompok sipil bersenjata terjadi di Pegunungan Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (3/3/2019) lalu.
Dalam kejadian tersebut, satu anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora tewas dan satu ditangkap.
Kontak senjata berloksi di wilayah perkebunan Desa Padopi, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso.
Satu anggota MIT yang tewas bernama Romzi alias Ba’asyir.
Satu orang lainnya berhasil diamankan bernama Aditya alias Idad alias Kuasa.