Kendati demikian, Insan siap menjalani proses hukum jika kasus ini dilanjutkan ke pengadilan.
"Apapun risikonya saya siap. Saya siap jika dimintai keterangan," tegasnya.
Sementara itu, ibu korban, Sri Mulyani, mengaku merasa kehilangan atas meninggalnya Sa.
Dia menuturkan, sudah beberapa bulan terakhir dirinya tidak bertemu dengan sang anak.
Sri yang sudah bercerai dengan suaminya tersebut belum pernah berkomunikasi baik secara langsung maupun lewat telepon dengan anaknya.
Dia sudah berusaha mencari agar bisa bertemu, tapi tidak tahu alamatnya karena sang mantan suami pindah tempat tinggal.
"Selama tinggal bersama bapaknya saya tidak pernah bertemu. Saat saya menanyakan alamat rumahnya, saya tidak pernah dikasih tahu," kata Sri.
Sri baru mengetahui keberadaan SA pada Senin (11/3/2019) malam di rumah tantenya di Desa Pasar Batang.
Saat itu, dia langsung ke sana dan melihat kondisi anaknya yang sudah kurus. Hingga akhirnya SA di bawa ke rumah sakit.
SA akhirnya meninggal dunia setelah sempat dirawat beberapa hari.
Menurut informasi yang diterima Sri dari RSUD, SA meninggal karena penyakit paru-paru.
Namun, Sri meyakini bahwa SA menjadi korban penganiayaan oleh ayahnya sendiri.
Pasalnya, sebelum meninggal, SA sempat bercerita kalau dia dianiaya oleh ayahnya sendiri.
"Dari cerita anak saya itu, saya yakin dia dianiaya. Makanya saya laporkan ke polisi," katanya.