Sementara itu, Sri Fitriani selaku Deputi Direktur Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah BI Kantor Perwaklian Yogyakarta memaparkan pihaknya telah bekerja sama dengan Polsek Godean untuk melakukan pengecekan uang tersebut.
"Setelah kami cek, teknik ini mudah dikenali dari sisi kepalsuannya. Bahkan penjual angkringan di malam hari bisa mengenali uang palsu ini," tuturnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, bahan yang digunakan menggunakan bahan kertas HVS,teknik cetak menggunakan printer inject dan tidak terasa cetakan intlagio (kasar jika diraba). Untuk membuat efek UV mereka menggunakan teknik sablon.
Jika dilihat dengan alat bantu microscope portable, microtext tidak terlihat, dan jika diterawang rectoverso tidak terlihat sempurna membantuk logo BI.
Kenali upal
"Uang ini gampang dikenali dengan teknik dilihat, diterawang dan diraba, itu adalah tiga poin yang paling gampang. Jika cara ini diterapkan, maka masyarakat tidak terdampak uang palsu," tambahnya.
Sri pun mengapresiasi prestasi kepolisian yang dapat mengungkap peredaran uang palsu ini.
Dan ia mengatakan ke depan akan semakin mengetatkan kerjasamanya untuk menggiring pelaku sampai pengadilan.
Ketika ditanya, apakah kasus ini ada kaitannya dengan tahun politik, Sri pun menepisnya.
"Seperti yang dijelaskan tadi, pelaku ini terlilit hutang. Jadi orang dalam keadaan kepepet biasanya suka nyari celah, setiap saat kemungkinan selalu ada. Jadi tidak ada kaitannya dengan moment-moment tertentu," tutupnya. (nto/ Tribunjogja.com )