News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tak Ada Aksi Bakar Padi di Jember, yang Dibakar Hanya 2 Rumpun Jerami

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani padi di Jember, Jawa Timur.

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Petani di Jember, Jawa Timur meluruskan informasi yang mengabarkan bahwa mereka membakar padi saat menyampaikan aspirasi di Kantor DPRD Jember, Kamis (28/3/2019), menyusul perkembangan harga gabah.

"Benar kami kemarin demo di Kantor DPRD Jember karena harga gabah anjlok. Tapi yang kami bakar itu jerami padi 2 rumpun (ikat), bukan padi karena kami sayang tanaman padi kami yang sudah ditanam 3 bulan lebih dengan susah payah," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Candi Jati yang juga Ketua HKTI Jember, Jumantoro saat acara panen padi di Desa Karangduren, Kec Balung, Jember, Jumat (28/3/2019).

Jawa Timur sebagai lumbung padi nasional saat ini sedang mengalami puncak panen, tidak terkecuali wilayah Jember yang merupakan sentra padi Jawa Timur.

Petani padi di Jember, Jawa Timur.

Melimpahnya panen di kabupaten tersebut ternyata membuat harga gabah turun drastis mendekati HPP dan ini merupakan tantangan serius Pemerintah untuk menjaga harga di tingkat petani.

Ali Mustoha, Ketua Gapoktan Mutiara Tani menyampaikan bahwa penurunan harga di wilayahnya bukan semata karena melimpahnya gabah, namun lantaran kadar air gabah yang tinggi dan jenis varietas padi yang kurang diminati konsumen.

Baca: Dua Sepeda Motor dan Balok Kayu Jadi Barang Bukti Kasus Pembunuhan Melinda Zidemi

"Jadi kemarin banyak hujan, padi banyak ambruk dan terendam sehingga basah, karena basah maka kadar air tinggi. selain itu kan kita tanam padi Logawa karena hasilnya bagus dan tahan hama, tetapi nasinya pera, sehingga kurang diminati," ujar Ali.

Petani padi di Jember, Jawa Timur.

Jumantoro menambahkan bahwa harga gabah saat ini sudah kembali naik, curah hujan mulai berkurang.

"Kemarin harga gabah Rp 2.000 hingga 2.600 per kg, tapi saat ini sudah mencapai Rp 3.000 smapai 3.500 per kg. Bisa stabil di harga Rp 3.500 kami sudah senang," imbuh Jumantoro.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini