TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Bambang Wijayanto, salah satu Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Bandar Lampung meninggal dunia saat bertugas.
Keluarga telah mengikhlaskan kepergian almarhum.
Bambang bertugas di TPS 27 Kelurahan Sepang Jaya, Labuhan Ratu, Bandar Lampung.
Ia meninggal dunia usai melakukan penghitungan suara di TPS dan hendak membagikan honor KPPS pada Kamis (18/4/2019), sekitar pukul 17.00 WIB.
Selain Bambang, anggota KPPS lain yang meninggal dunia yakni Ikhwanudin Yuda Putra, bertugas di TPS 7 Desa Bagelen, Gedong Tataan, Pesawaran.
Selain itu, Paidi, yang meninggal saat bertugas di TPS 3 Desa Negara Harja, Kecamatan Pakuan, Way Kanan.
Baca: I Love Monday Ramalan Zodiak Hari Ini Senin (22/4/2019) Leo Dapat Promosi, Taurus Ada Pertikaian
Ketiganya meninggal karena kelelahan.
Kediaman keluarga almarhum Bambang terlihat masih ramai para pelayat.
Tujuh papan bunga duka masih berjejer di depan rumah almarhum.
Bendera kuning pun masih terpasang di rumah duka Jalan M Noer II, No 28A Sepang Jaya, Labuhan Ratu, Minggu (21/4/2019).
"Keluarga sudah mengikhlaskan, harus. Mungkin sudah jalannya," ungkap Prita Puspitasari (25), anak bungsu almarhum dari dua bersaudara, kemarin.
Di mata Prita, ayahnya sosok yang pekerja keras dan sangat bertanggungjawab.
Ayahnya, kata Prita, sering ditunjuk sebagai penanggungjawab kegiatan dan sering dimintain tolong sebagai ketua.
Dan ketika mendapatkan tugas, ayahnya selalu mengerjakan secara totalitas.
Karena itu, kata Prita, tak heran saat ayahnya melaksanakan tugas pemungutan suara di TPS 27, dari pagi ketemu pagi.
"Iya kan hitung suara, pulang itu 4 subuh lewat dari kantor kelurahan. Padahal keluar dari rumah pukul 06.00 pagi dan itu langsung ke TPS," ucapnya.
Prita pun mengaku, keluarga sempat mengingatkan untuk tidak terlalu memforsir tenaganya.
"Tapi tetap aja kerja keras. Ya kami biarkan, karena kami berfikir bapak sudah pensiun dari penyuluh pertanian BPTP Lampung," ceritanya.
Saat ayahnya ditunjuk sebagai kepala KPPS 27, dia sangat semangat.
"Waktu pembacaan sumpah saksi, pas hari H saya lihat bapak semangat sekali. Gak kelihatan kalau besoknya pulang," ujar Prita.
Dikatakan Prita, ayahnya meninggal usai membagikan honor KPPS di TPS 27, Kamis (18/4/2019), sekitar pukul 17.00 WIB.
"Jadi setelah pulang pagi, bapak langsung tidur. Baru ketahuan meninggal sore jam 4. Katanya saat itu, beliau pergi ke TPS mau bersih-bersih sekalian bagi-bagi honor," katanya.
"Posisi pas duduk, tiba-tiba merosot jatuh, dan langsung dibawa ke Imanuel karena mungkin bisa ditolong, ya mungkin udah takdir," imbuhnya.
Sebelum pergi ke TPS, ibunya Soraya (53), sempat menelepon sang ayah lantaran kepikiran.
"Siang ditelepon, kepikiran aja, udah makan siang belum. Pas ditelepon jawabnya udah dan menjawabnya itu masih semangat, gak ada pertanda," paparnya.
Walau demikian, lanjut Prita, ayahnya memiliki riwayat penyakit jantung koroner.
"Udah lama gak cek up, biasanya ke RSCM dan udah pasang ring," jawabnya.
Prita mengaku tidak punya firasat sebelum kepergian sang ayah.
Baca: UPDATE Hasil Real Count Pilpres 2019, Senin (22/4) Pukul 08.00 WIB: Jokowi Unggul di 21 Wilayah
Namun sebelum ayahnya berpulang, almarhum sempat meminta baju hitam ke ibunya.
"Enggak ada firasat, cuman katanya mama, memang beberapa hari lalu minta baju hitam. Ngomongnya saya gak punya baju hitam, masa mau berduka gak ada baju hitam," tandasnya.
Kelelahan
Tak hanya di Lampung saja, anggota KPPS meninggal. Di sejumlah daerah juga terdapat puluhan anggota KPPS meninggal.
Rata-rata, mereka meninggal karena kelelahan.
Seperti di Jawa Barat, sampai Minggu (21/4/2019), tercatat ada 13 orang anggota KPPS yang meninggal dunia.
Kemudian di Jawa Timur ada 9 anggota KPPS meninggal, di Jawa Tengah ada 10 orang dan lainnya lagi.
Coba Bunuh Diri
Selain meninggal dunia, ada pula anggota KPPS yang ingin bunuh diri karena stres.
Kejadian di Malang, ketua KPPS TPS 07 Kelurahan Lesanpuro, inisial SU (42).
Ia nekat melakukan percobaan bunuh diri pada Sabtu (20/4/2019).
SU ditemukan anggota keluarganya di dalam kamar tidur dalam keadaan tergeletak tak berdaya pukul 09.00 WIB.
Di bagian perut SU, terdapat dua luka tusuk.
Menurut Kapolres Malang AKBP Asfurimenjelaskan, SU nekat melakukanpercobaan bunuh dirilantaran stres dan capek.
SU menusuk perutnya dengan golok.
"Setelah dilakukan interogasi, yang bersangkutan merasa capek dan stres. Karena ada selisih perhitungan surat suara DPD dan DPRDKota Malang," ucap AKBP Asfuri.
Kini, SU dirawat di Rumah Sakit Panti Nirmala, Malang. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Firasat Keluarga Ketua KPPS di Bandar Lampung yang Meninggal Usai Bagikan Honor, Bertugas 22 Jam