News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pergi Untuk Menagih Utang, Ali Ditemukan Tak Bernyawa, Diduga Jadi Korban Pembunuhan Berencana

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepolisian Bener Meriah sedang mengevakuasi mayat yanh diduga dibunuh dan ditemukan diparit pinggir jalan Kampung Wih Due, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah

TRIBUNNEWS.COM, LHOKSUKON - Muhammad Ali (25), pemuda asal Desa Gampong Kanot, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara, yang menjadi korban pembunuhan berencana di Bener Meriah.

Sebelum meninggal dunia korban sempat menagih utang kepada pelaku untuk melunasi kredit sepeda motor (sepmor) ibunya.

Apalagi, dua hari sebelum kejadian itu pelaku sudah berjanji akan membayar utangnya sekitar Rp 5 juta kepada korban pada Senin (29/4).

Informasi itu disampaikan Darmiyah (50), ibu kandung Rahmat--sapaan akrab Muhammad Ali--kepada Serambi, kemarin.

“Sekitar sepekan sebelum kejadian tersebut, dia (Muhammad Ali-red) menghubungi saya dan menyatakan akan memberi uang untuk melunasi kredit sepmor saya jika utang pada temannya sekitar Rp 5 juta dibayar.

Tapi, setelah ia pergi ke Bireuen pada hari Jumat (3/3) ternyata temannya tak jadi membayar utang,” jelas Darmiyah.

Seperti diberitakan kemarin, polisi membekuk Muksalmina alias Muksal (22), pria yang diduga sebagai pembunuh Muhammad Ali (25), saat sedang tidur di rumahnya Desa Meunasah Barat, Kecamatan Simpang Mamplam, Bireuen, Minggu (5/5) sekitar pukul 07.00 WIB.

Sebelumnya, sesosok mayat pria tanpa identitas ditemukan warga Kampung Wih Due, Kecamatan Permata, Bener Meriah, Rabu (1/5) pagi di parit pinggir jalan menuju kampung itu.

Lokasi tersebut juga merupakan tempat sebagian masyarakat membuang sampah.

Mayat tersebut diduga korban pembunuhan karena banyak bekas luka bacok di hampir sekujur tubuhnya.

Sehari kemudian, identitas mayat itu akhirnya terungkap. Korban teridentifikasi bernama Muhammad Ali (25), warga Kampung Kanot, Kecamatan Syamtalira, Aceh Utara.

Identitas korban menjadi jelas setelah ada keluarga dari Aceh Utara yang merasa kehilangan anggota keluarganya lalu bertolak ke Bener Meriah.

Setelah mereka cek ternyata benar korban pembunuhan tersebut merupakan salah satu dari keluarganya yang hilang komunikasi sejak Rabu (1/5) dini hari.

Darmiyah menjelaskan, anaknya juga memberitahu bahwa ia akan menemui kembali temannya di Bireuen untuk mengambil utang pada Senin (29/4) seperti yang dijanjikan pelaku.

Karena itu, Rahmat mengikuti ajakan temannya karena berharap utang itu lunas agar ia bisa melunasi kredit sepmornya.

“Korban bersama adiknya tinggal di Bireuen,” ungkap Darwiyah.

Lalu, sambung Darwiyah, pada Rabu (1/5) sekitar pukul 10.00 WIB ia berkali-kali menghubungi nomor handpone (Hp) Rahmat, namun tidak tersambung.

“Pagi itu lebih 50 kali saya telepon Rahmat. Teleponnya aktif tapi tidak diangkat. Saya merasa tidak tenang pada hari itu, sehingga terus-terusan menelepon dia,” ujarnya.

Pada hari itu, menurut Darwiyah, ia juga ditagih kredit oleh petugas.

Namun, tiba-tiba ada yang menghubungi menggunakan nomor telepon yang tidak terdaftar di Hp-nya.

Pria yang mengaku sebagai polisi itu menanyakan identitas anaknya dan lokasi kerja. “Ibu ada anak di rantau,” ujar Darmiyah mengutip keterangan polisi tersebut.

Lalu, menurut Darmiyah, dirinya langsung menyebutkan dua anak laki-lakinya saat ini bekerja di Bireuen.

Sedangkan seorang lagi di Malaysia.

“Setelah saya sebutkan identitas ketiga anak saya, polisi itu bertanya lagi apakah ada anak saya yang bernama Rahmat,” jelas Darmiyah.

Baca: Usai Bersaksi, Fahri Hamzah Berharap Ratna Sarumpaet Banyak Merenung dan Kurangi Kritik Terbuka

Baca: Tetap Jalankan Puasa, Kartika Putri: Jangan Mau Kalah Sama Bumil dan Anakku yang Umur 4 Tahun

Baca: Hubungan Anak-anak Muzdalifah dan Fadel Islami Akhirnya Terungkap

Mendapat pertanyaan itu, Darmiyah menjelaskan bahwa anaknya yang bernama Muhammad Ali sering ini sering dipanggil Rahmat.

Setelah itu Darmiyah mengirim nomor adik korban, Muhammad Nasir kepada polisi dari Polres Bener Meriah tersebut agar bisa dijelaskan lebih rinci tentang abangnya Muhammad Ali.

“Ketika saya hubungi Nasir baru dikabari bahwa Muhammad Ali sudah meninggal. Namun, tidak diceritakan sebab meninggalnya,” ujar Darmiyah.

Belakangan Darmiyah mengetahui, handphone Muhammad Ali yang jatuh ditemukan warga dan kemudian diserahkan ke polisi.

“Kemungkinan polisi menghubungi nomor saya, karena banyak sekali panggilan tak terjawab di Hp Rahmat,” pungkasnya.(jaf)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Korban Tagih Utang ke Pelaku untuk Lunasi Kredit Ibunya,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini