TRIBUNNEWS.COM - Antoni Wahyudi adalah anggota polisi. Pangkatnya brigadir. Ia bertugas di bagian Sumber Daya (Sumda) Polres Pidie, Aceh.
Di luar tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota polisi, Brigadir Antoni Wahyudi adalah penjual mi.
Ia melakoni pekerjaan tersebut untuk membantu orangtuanya.
Sejak hari pertama puasa, selesai dinas, Brigadir Antoni Wahyudi pulang ke rumah dan melepas segaram.
Ia kemudian jualan mi caluk di Simpang Empat Keudee Rabu Bambi, Kecamatan Peukan Baro, Pidie.
Baca: Kepala Desa di Jambi Tertangkap Basah Tidur Tanpa Busana dengan Janda, Warga Gelar Sidang Adat
Rabu (8/5/2019) sekira pukul 15.30 WIB sore, Brigadir Antoni mulai membuka dagangannya.
Baca: Kasus Pencabulan Gadis 13 Tahun di Kalimantan Barat Terungkap Setelah Ibu Korban Intai Rumah Pelaku
Ia berjualan bersama ibu, ayah, dan adiknya.
"Sebelum saya jadi polisi sudah berjualan mi caluk membantu orang tua," kisah alumnus SPN Seulawah, Aceh Besar saat ditemui Rabu (8/5/2019).
Baca: Yakin Bachtiar Nasir Tak Bersalah, Prabowo Subianto Sebut Penetapan Tersangka Menambah Ketegangan
Brigadir Antoni Wahyudi (29) beristrikan Rista Yulianti (23) dan kini sedang menanti buah hati mengaku tak malu berjualan mi caluk.
Meskipun banyak orang mengenalnya sebagai seorang polisi, ia tetap berjualan demi membantu ayah dan ibunya.
"Bantu orang tua. Mama sudah jualan sebelum saya jadi polisi. Tiap puasa kami jualan mi caluk di Bambi," ujar Brigadir Antoni yang merupakan putra pertama dari dua bersaudara pasangan Zulkifli dan Rahmawati.
Baca: Marah Saat Tahu Putrinya Kirim Foto Organ Intim ke Sang Pacar Via WA, Orangtua Lapor Polisi
Dalam sehari mi caluk terjual sampai 40 Kilogram.
"Ada mi caluk, ada mi caluk plus pecal. Harganya dari Rp 2.500 sampai Rp 3.000/bungkus," kata Brigadir Antoni.
Berjualan mi caluk bisa dibilang cara ia menunjukkan bakti kepada orang tua. Apalagi mi caluk juga makanan favoritnya.