"Kami sudah mengecek fisik uang. Ternyata memang palsu. Ada perbedaaan warna, perbedaan logo Bank Indonesia juga," jelasnya ketika gelar perkara singkat di warung Mbah Roso.
Juliana berujar kepolisian sengaja mendatangi warung Mbah Roso lantaran inisiatif pelayanan masyarakat.
"Beliau sudah sepuh. Kasihan kalau datang sendiri ke kantor. Jadi kami sendiri yang datang untuk minta keterangan sekaligus upaya pengungkapan pengedar uang palsu," tambahnya.
Setelah mendapat cukup keterangan, Kompol Juliana mendekati Mbah Roso sembari merogoh sakunya.
Perwira berpangkat melati satu itu memberikan Rp 400 ribu uang asli sebagai ganti kerugian Mbah Roso.
Raut wajah Mbah Roso pun tampak semringah.
Dia berterimakasih masih ada polisi yang baik dan peduli.
Sebelum kembali ke kantor, Kompol Juliana berpesan agar masyarakat selalu waspada dalam bertransaksi.
Pengedar uang palsu, kata Juliana, sering mengincar penjual yang sudah lanjut usia.
"Mereka akan pikir-pikir kalau membelanjakan uang palsu ke toko modern. Jadi sasarannya ke penjual yang sudah tua," jelasnya.
Penngedar di Jombang Ditangkap
Peredaran uang palsu menjelang lebaran biasanya meningkat. Sebelumnya Polres Jombang juga mengungkap jaringan pengedar uang palsu.
Dua pemuda yang dituding mencetak dan mengedarkan uang palsu (upal) pecahan Rp 50.000 ditangkap.
Dalam menjalankan aksinya, mereka hanya menggunakan printer dan kertas jenis HVS (Houtvrij Schrijfpapier/bahasa Belanda, yang artinya kertas tulis bebas serat kayu).