Direktur RSUD Salatiga Sri Pamuji Eko Sudarko menyatakaan, pada September 2018 lalu RSUD memang melakukan rekrutmen pegawai non-PNS BLUD.
Rekrutmen dilakukan secara transparan dengan bekerja sama pihak ketiga yakni Universitas Negeri (Unes) Semarang.
"Kalau penjenengan menyebut nama Pak Sri Mulyono, memang benar beliau adalah Dewan Pengawas di RSUD. Tetapi masalah soal uang atau apa untuk menjadi tenaga BLUD RSUD kami tidak tahu-menahu dan itu kemungkinan oknum saja," sebutnya.
Anggota Dewan Pengawas RSUD Salatiga Sri Mulyono saat dikonfirmasi mengaku dirinya tidak terlibat dalam kasus itu.
Ia pun merasa tidak menerima uang seperser pun dari para korban.
"Mereka dan Mbak Sulistyorini datang dan menemui saya. Kemudian saya jelaskan soal semuanya rekrutmen di BLUD Salatiga.
Soal uang, saya tidak pernah menerima uang dari para korban. Semuanya lewat Sulistyorini tersebut. Sekali lagi saya tidak terlibat," jelasnya. (ris)