TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Hati-hati untuk para orangtua, dampingi putra-putri Anda saat makan terutama ketika makan baso.
Peristiwa mengenaskan terjadi di Minahasa setelah bocah 6 tahun dikabarkan tewas karena tersedak baso.
Bocah bernama Kiel Langi setelah makan bakso pada Rabu (15/05/2019).
Peristiwa ini terjadi Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa.
Meninggalnya Kiel Langi cepat menyebar dan menjadi heboh karena dikabarkan tersedak bakso.
Hani Sumolang (44) penjual bakso mengatakan mengetahui meninggalnya bocah tersebut, beberapa jam kemudian setelah sebelumnya keluarga tersebut memesan bakso tiga porsi lewat telepon dan diantar langsung olehnya.
Dia mengakui bocah tersebut bersama orangtuanya memang sering makan bakso di tempat tersebut. Dia memang suka makan bakso.
"Seringkali makan di rumah makan dan sering juga memesan nantinya dibawa dan dimakan di rumah mereka. Kemudian untuk terakhir sudah tidak ingat jam berapa. Namun sudah malam," kata Hani.
Ia menambahkan tidak tahu soal kabar kematian bocah tersebut sebelum didatangi polisi.
Hani tidak mengetahui penyebab kematian anak tersebut yang merupakan dari bakso jualannya.
"Kalau keracunan makanan Bakso mungkin hari ini siapa saja yang makan menu yang sama dengan yang dipesan akan keracunan semuanya," tandasnya.
Kiel Langi disebutkan makan bakso di sekitar rumah orangtuanya.
Peristiwa ini menjadi heboh di media sosial setelah dibagikan di Facebook.
Akun Facebook Elfin Lumentut membuat unggahan terkait kematian bocah Kiel Langi.
Dia menyebut karena tersedak bakso.
Kepolisian sudah menangani kasus tersebut dengan meminta keterangan penjual bakso.
Peristiwa ini terjadi Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa.
Hani Sumolang (44) penjual bakso mengakui bocah tersebut bersama orangtuanya memang sering makan bakso di tempat tersebut. Dia memang suka makan bakso.
"Seringkali makan di rumah makan dan sering juga memesan nantinya dibawa dan dimakan di rumah mereka. Kemudian untuk terakhir sudah tidak ingat jam berapa. Namun sudah malam," kata Hani.
Ia menambahkan tidak tahu soal kabar kematian bocah tersebut sebelum didatangi polisi.
Hani tidak mengetahui penyebab kematian anak tersebut yang merupakan dari bakso jualannya
"Kalau keracunan makanan Bakso mungkin hari ini siapa saja yang makan menu yang sama dengan yang dipesan akan keracunan semuanya," tandasnya.
Kadis Kesehatan Minahasa Juliana Kaunang mengatakan kasus tersedaknya anak yang masih balita tersebut yaitu kurangnya pengawasan orang tua mengenai pola makan dan tata cara makan yang benar
"Jika betul kalau penyebabnya akibat tersedak. Harusnya kan kalau makan itu apalagi untuk anak usia enam tahun harus sesuai aturan yaitu mengunyah makanan sebanyak 30 kali," tandasnya
Dia menambahkan tidak masalah anak usia 6 tahun mengonsumsi bakso karena anak usia d iatas satu tahun sudah bisa mengkonsumsi makanan berat.
"Memang benar di usia diatas satu tahun sudah bisa makan makanan berat, tapi harus tetap dalam bimbingan orang tua. Mungkin saat anak tersebut sedang makan bakso sambil sedang melakukan sesuatu atau tidak diam," katanya
Kapolres Minahasa AKBP Denny Situmorang SIK melalui Kasubag Humas AKP Hilman Rohendi membenarkan adanya kejadian tersebut.
“Sesuai laporan yang kami terima dari Polsek Kawangkoan bahwa akibat dari peristiwa tersebut, situasi di Desa Tonegesan aman terkendali dan tidak ada reaksi masyarakat yang berlebihan. Langkah selanjutnya akan dilakukan penyelidikan untuk memastikan kematian korban,” ujar Rohendi," katanya.
Ini yang Harus Dilakukan Saat Anaknya Tersedak
Anak tersedak dan muntah bukan hal wajar. Seharusnya tidak boleh terjadi.
Oleh karenanya, orangtua harus tahu mengenai apa itu tersedak, muntah, supaya bisa mencegahnya dan menanganinya manakala hal tersebut terjadi.
Dalam kesempatan ini dr. Erlin Juwita, SpA, dari RS Ibu dan Anak Tambak—Jakarta pusat, membagi pengetahuan mengenai bayi tersedak dan muntah.
Tersedak
Kondisi ini terjadi karena masuknya makanan/minuman/benda asing ke dalam saluran pernapasan, yang seharusnya masuk ke dalam saluran pencernaan/kerongkongan yang mengantarkannya masuk ke pencernaan.
Tersedak bisa terjadi karena organ mulut bayi belum sempurna untuk melakukan refleks menelan dan gerakan mengunyah, juga karena dia belum mempunyai gigi selengkap anak yang lebih besar.
Nah, dari keterangan ini kita bisa melihat, bayi memang sangat beresiko mengalami tersedak.
Baca: Supaya BAB Bayi Anda Lancar, Ibu Menyusui Sebaiknya Minum Apa?
Jika bayi tersedak dalam kategori ringan, biasanya bayi akan batuk beberapa kali untuk mengeluarkan sesuatu. Jika benda tersebut sudah berhasil dikeluarkan, batuk akan berhenti.
Jika batuknya hingga wajah si kecil memerah, ini berbahaya, masuk ketegori berat.
Lebih berbahaya lagi jika bayi sampai tidak bisa menangis, tidak bisa batuk, tidak bersuara, dan tampak kebiruan.
Berikut yang bisa orangtua lakukan manakala bayi tersedak:
Baca: TERPOPULER: Viral Video Pria Teriak Penggal Kepala Jokowi, Gibran Rakabuming: Kita Yang Sabar Saja
Sudah tentu sebaiknya orangtua melakukan pencegahan supaya si kecil tidak tersedak.
Jangan berikan bayi makanan-makanan yang keras dan susah diproses oleh air liur dan anggota mulut, seperti kacang.
Jangan biarkan si kecil bermain dengan benda kecil, sebab dia bisa jadi memasukannya ke mulut yang akhirnya bisa membuatnya tersedak.
Baca: Ingin Bayi Tumbuh Cerdas? Ini Makanan yang Disarankan untuk Ibu Menyusui
Selain itu hindari memberikan makan atau minum sambil bayi tiduran, jangan memaksa bayi saat tidur untuk minum—jika bayi ingin minum bangunkan terlebih dahulu, dan posisikan dengan benar, jenis makanan harus disesuaikan dengan kemampuan menelan dan mengunyahnya sesuai perkembangan usianya.
Saat mengetahui si kecil tersedak, orangtua sebaiknya segera minta seseorang mengontak bantuan medis, lakukan pertolongan, sambil membawa anak untuk bisa mendapat pertolongan medis secepatnya.
Pertolongan seperti apa yang bisa dilakukan, paling mudah adalah menepuk punggung bayi 5 kali cepat dengan terlebih dahulu dengan menengkurapkan bayi di pangkuan, rahang disanggah oleh tangan antara ibu jari dan telunjuk, dan kepala berada lebih bawah dari badan bayi.
Lalu telentangkan bayi, dan dilakukan penekanan pada dada bayi oleh 3 atau 5 jari. Posisi menekannya di tengah dada, pas di bawah antara dua puting susu.
Muntah
Kondisi ini merupakan sebuah kejadian keluarnya isi lambung secara ekspulsif(dengan usaha—ditandai adanya kontraksi dinding perut/perut tegang).
Penyebab muntah banyak, tergantung dari usia bayi.
Contoh pada bayi baru lahir dibedakan dalam 3 golongan besar; dari gangguan saluran cerna, ada yang dari gangguan di luar saluran cerna, dan ada yang non organik.
Untuk yang dari saluran cerna, ada yang dari sumbatan ataupun tanpa sumbatan.
Kalau dari sumbatan biasanya atresia esofagus. Bayi baru lahir sering muntah-muntah setiap minum.
Untuk yang tanpa sumbatan, misalnya karena diare. Di luar saluran cerna, bisa karena infeksi pernapasan, telinga, saluran kemih.
Untuk yang non organik, yaitu karena pemberian makan dengan posisi yang tidak tepat, atau bisa juga karena efek samping obat-obatan.
Contoh lainnya, untuk bayi besar, muntah karena karena gangguan saluran cernadengan sumbatan misalnya intususepsi, tanpa sumbatan misalnya refluks gastro esofagus, non organik penyebabnya bisa karena pemberian makanan padat terlalu dini. Lainnya hampir sama dengan bayi kecil.
Jadi muntah pada bayi sebenarnya tidak bisa dianggap enteng. Karena hal ini sebuah penanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada diri si kecil.
Juga efek muntah bisa menyebabkan si kecil dehidrasi, hingga resiko aspirasi—muntah yang tertelan kembali dan masuk saluran pernapasan yang membahayakan.
Berikut hal yang bisa orangtua lakukan, manakala bayi muntah:
Tapi tetap orangtua tidak perlu panik, juga was-was saat bayinya mengalami muntah. Sambil memberikan kenyamanan pada si kecil, perhatikan:
*Apakah muntahnya berwara hijau, bayi kesakitan/nyeri perut/perut tegang. Jika ya, sebaiknya segera bawa si kecil ke dokter terdekat.
*Perhatikan apakah si kecil mengalami dehidrasi; tampak lesu, lemah. Segera gantikan cairan yang hilang. Bisa ASI, air manis, jus buah (bukan anggur, jeruk, atau buah asam lainnya), berikan oralit, mulai dari porsi kecil dan secara perlahan porsinya dinaikan bertahap.
Penting diketahui, tunda pemberian makanan padat pada bayi di atas 6 bulan sekitar 6 jam.
Setelah itu baru diberikan lagi dengan porsi kecil yang dinaikan secara bertahap. Jika tidak kunjung pulih dalam 12 jam, apalagi masih muntah, bawa ke dokter.
Selain itu, istirahatkan si kecil di tempat tidur dan berikan kenyamanan yang dibutuhkan, hindari suhu terlalu dingin, ataupun panas.(Andreas Ruauw)