Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sekelompok mahasiswa berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro Bandung, Jumat (18/5/2019).
Mereka berorasi soal Pemilu 2019 dan dukungannya pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Kami mendukung KPU untuk terus bekerja dan jangan terprovokasi pihak-pihak yang ingin mendeligitimasi hasil Pemilu 2019," ujar Sanjaya, koordinator aksi.
Mereka juga mendesak pihak kepolisian untuk mencari dan memproses hukum pelaku penyebar informasi hoax yang menyatakan kematian petugas KPPS pemilu karena diracun.
"Dan mengecam elite di Jakarta yang menyuarakan gerakan people power dengan tidak mengakui hasil pemilu, tapi tidak melakukan upaya konstitusional dan meminta polisi mengusut dan menangkap penyebar hoax petugas KPPS diracun," katanya.
Baca: UPDATE Hasil Real Count KPU Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo, Kamis Malam, Data Masuk 85% Lebih
Mereka menilai pengerahan massa dalam gerakan melawan konstitusi justru datang dari elite politik dan kepala daerah.
Sehingga menuntut kemungkinan kepala daerah ikut terlibat dalam percekcokan opini di masyarakat.
"Mendorong Gubernur Jabar untuk meminta Bupati dan wali kota agar menyampaikan untuk masyarakatnya tidak ikut serta dan terlibat pada gerakan people power," katanya.
Aksi masyarakat mengecam gerakan people power menguat jelang pengumuman resmi hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei.
Selain dari mahasiswa, penolakan datang dari organisasi keagamaan.
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandung mengajak semua warga untuk tetap menjaga kedamaian dan persatuan menyikapi hasil pemilu 2019.
Menyikapi people power, FKUB justru menyarankan warga untuk banyak berzikir dan berdoa.
Baca: Videonya Viral, Penjaga Perlintasan Kereta Halau Pemotor yang Hendak Nekat Menerobos
"Bagi masyarakat Bandung kami imbau banyak berzikir saja, banyak ingat kepada tuhan berdasarkan agama masing-masing. Mohon selamatkan, mohon dijauhkan dari malapetaka ya untuk menuju negara Indonesia yang betul-betul adil, makmur, sejahtera dan lahir bathin. Bagaimanapun juga, intinya jangan melanggar konstitusi," ucap Ketua FKUB Kota Bandung, Ahmad Suherman saat dihubungi via ponselnya, Jumat (18/5/2019).
Ahmad Suherman mengatakan, Pemilu 2019 sudah usai. Hasilnya akan diumumkan pada 22 Mei.
Menurutnya, saat ini poin penting yang harus dilakukan yaitu bagaimana merajut kebersamaan antar masyarakat.
"Bagaimana pun juga kedamaian harus diutamakan, kerukunan harus diutamakan, persaudaraan harus diutamakan sebab negara ini membutuhkan kesatuan dan persatuan, membutuhkan keharmonisan," katanya. (men)