Prabowo Kalah di Pilpres 2019, Muslimat NU Pasuruan Tolak Gerakan People Power dan Imbau Persatuan
TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Ketua PC Muslimat NU Kota Pasuruan Sofiah Khusaeri ikut bersuara soal gerakan people power yang akan dilakukan setelah pengumuman hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
KPU sudah mengumumkan hasil rekapitulasi, dan hasilnya, pasangan Joko Widodo-Maruf Amin ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2019.
Pasangan nomor urut 01 ini berhasil meraih suara sebesar 55,50 persen, sedangkan pasangan nomor urut nomor 2 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berhasil mendulang suara 44,50 persen.
Menurut Sofiah Khusaeri, hasil ini adalah hasil maksimal kerja keras dari KPU dan Bawaslu.
Ia menghimbau kepada semua pihak, khususnya muslimat untuk bisa menerima hasil dari dinamika pesta demokrasi ini.
Baca: BREAKING NEWS - Diduga Mau ke Jakarta Bawa 4 Bom Molotov, 54 Orang Pamekasan Diamankan di Suramadu
Baca: Ribuan Pasukan Marinir dari Surabaya Dikerahkan Untuk Amankan Jakarta dari Aksi People Power 22 Mei
Baca: Mau Ikut People Power di Jakarta, 24 Orang Asal Kalimantan ini Diamankan di Surabaya, Ini Akibatnya
Baca: Cegah Warga Jatim Ikut People Power di Jakarta, Kapolda Luki Intensifkan Sweeping Perketat Keamanan
Ia sangat tidak setuju dengan gerakan people Power.
Bagi dia, people power ini bertentangan dengan hukum, dan mengandung unsur inkonstitusional yang dapat memecah belah bangsa.
"Kami semua bersaudara. Kami satu bangsa, Indonesia. Jangan terpecah belah dan jangan bermusuhan dan tetap junjung perdamaian," kata dia, usai kegiatan peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2019, Selasa (21/5/2019).
Ia menyampaikan, dalam momentum kebangkitan nasional ini harusnya bisa menjadi pengingat bahwa bangsa ini adalah bangsa yang satu, selalu bersama - sama meski dalam perbedaan suku, ras, agama, tapi tetap satu.