Pasangan yang diusung oleh PDIP, Golkar, PPP, NasDem, PKB, Hanura, PSI, Perindo, dan PKPI ini meraih 91,68 persen atau setara 2.351.057.
Sedangkan Prabowo-Sandi yang diusung oleh Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, dan Berkarya hanya memperoleh 8,32 persen atau hanya setara 213.415.
Perolehan suara Jokowi-Ma’Maruf pada Pilpres 2019 yang mencapai 91,68 persen ini jauh melampaui raihan Jokowi-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 sebesar 1.535.110 suara atau 71,42 persen.
Bali menjadi provinsi yang menyumbang suara tertinggi untuk Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019.
Jokowi pun memberi apresiasi tinggi atas pilihan masyarakat Bali ini.
Kemenangan telak ini memunculkan wacana bertambahnya peluang jatah menteri.
Bali dinilai layak mendapat dua kursi menteri dalam kabinet Jokowi jilid II.
Seperti diketahui, saat ini Bali memiliki satu wakil di kabinet Jokowi jilid I atau Kabinet Kerja, yakni Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga yang menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM).
Kini beberapa nama digadang-gadang masuk dalam bursa kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Selain petahana AAGN Puspayoga, ada empat nama lain yang beredar sebagai calon menteri baru.
Mereka adalah Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace, serta Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti.
Dua tokoh lainnya Anggota DPD RI Dapil Bali, Gede Pasek Suardika dan politikus NasDem, I Gusti Putu Artha. Pasek dan Putu Artha sama-sama menjadi anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf.
Hak Tunggal Presiden
Saat dikonfirmasi Tribun Bali, Rabu (22/5/2019) perihal calon menteri ini, Pasek Suardika menyatakan hingga saat ini di Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf dan Presiden Jokowi belum ada pembahasan mengenai jatah menteri.