News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

13 Tahun Lalu Getaran Sesar Opak Picu Gempa Dahsyat di Bantul

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pusat gempa Yogyakarta 27 Mei 2006.

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Hari ini, tepat 13 tahun lalu, gempa dahsyat mengguncang Yogyakarta pada pukul 05.55 WIB.

Gempa berkekuatan 6,2 SR itu mengguncang selama 57 detik.

Guncangannya terasa di seluruh wilayah DIY, serta ke kabupaten di sekitar DIY hingga dirasakan di Magelang, Purworejo, Wonogiri, Sukoharjo serta wilayah lainnya.

Berdasarkan penelitian berjudul Karakterisasi Sumber Gempa Yogyakarta 2006 berdasarkan Data GPS yang dipublikasikan dalam Jurnal Geologi Indonesia Volume 3, 1 Maret 2008, diketahui bahwa gempa tersebut berasal dari sesar opak.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cecep Sulaeman, Lestari Cendekia Dewi, dan Wahyu Triyoso itu pun disebutkan bahwa terjadi pola arah perpindahan dan pola arah anomali positif strain geser maksimum yang menunjukkan bahwa sesar berarah barat daya-timur laut.

Ilustrasi gempa situbondo dan buol, Sulteng hari ini (Tribun Timur)

Pola perpindahan tersebut menunjukkan jenis sesar mendatar mengiri.

Sementara episentrum gempa bumi diduga berlokasi lebih kurang 10 km sebelah timur Bantul yang ditunjukkan oleh anomali positif strain geser maksimum.

Analisa lainnya disampaikan Rovicky Dwi Putrohari, dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).

Pria yang juga menjabat sebagai Vice President Exploration di Saka Energi Indonesia, Geological Advisor di Hess SEA Exploration serta Geological Advisor di Hess Sdn Bhd ini, memaparkan analisanya lewat blog yang beralamat di rovicky.wordpress.com.

Berdasarkan analisanya, kemungkinan besar tak hanya satu sesar saja yang aktif di Yogyakarta, melainkan ada empat sesar yang berkontribusi pada gempa tahun 2006 silam.

Sesar pertama, yakni sesar opak.

Namun begitu, ia mencatat adanya sesar kedua yang berada sekitar 10 kilometer sebelah barat sesar opak.

Poster pemain sepak bola yang langsung dipasang di pohon, serta karung bekas yang kembali dikumpulkan untuk alas tidur. Di Dusun Bondalem, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Bambang Lipuro, Kabupaten Bantul, ini hampir semua rumah telah rata tanah akibat gempa Yogyakarta pada 27 Mei 2006. ((KOMPAS.com/AMIR SODIKIN))

Sementara sesar ketiga yakni sesar yang melintas dari Prambanan ke arah tenggara dan melintasi wilayah Gantiwarno, Klaten.

"Sesar ini jadi batas utara pegunungan Sewu," demikian tulisnya dalam artikel berjudul Empat Patahan dalam Gempa Yogya.

Sementara itu, sesar keempat yakni berada di Parangtritis mengarah ke barat daya.

Berdasarkan analisa yang ia buat, ada kesimpulan sementara yakni terdapat empat sesar yang aktif ketika gempa mengguncang Yogya 2006 silam.

Adapun, sejumlah gempa kecil yang berpusat di sekitar Sesar Opak pascagempa besar 27 Mei 2006 antara lain gempa berkekuatan 3,4 SR pada 24 Maret 2008 pukul 22.18.

Gempa lainnya terjadi pada 21 Agustus 2010 malam dengan kekuatan 5,0 SR. Pusat gempanya sekitar 27 kilometer timur Sesar Opak.

Festival Tenda Bangkit 2011 di Alun-alun Utara Yogyakarta untuk memperingati 5 tahun gempa Yogya, 27 Mei 2006 lalu. (TRIBUNJOGJA/HENDRA)

Selain itu, pada tanggal 11 November 2011 juga terjadi gempa dengan kekuatan 3,0 SR.

Episentrum gempa berada di kedalaman 10 kilometer, sekitar 12 kilometer barat daya Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, atau pada posisi 7,98 Lintang Selatan-110,49 Bujur Timur.

Dalam artikel yang diterbitkan kompas.com pada 17 November 2011, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Yogyakarta Toni A Wijaya mengatakan, pusat gempa berasal dari sekitar Patahan Opak.

Ia menduga sesar atau patahan purba itu masih aktif. Meski demikian, kekuatan pada gempa-gempa yang ditimbulkan umumnya relatif kecil.

Pusat gempa Yogyakarta 27 Mei 2006. (USGS)

Informasi lainnya diperoleh dari warga yang merasakan secara langsung gempa mencekam tersebut.

Satu di antaranya wartawan Tribun Jogja yang kala itu masih menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berada di Kasihan, Bantul.

Menurut penuturannya, gempa tersebut terasa tidak hanya dengan goncangan secara horizontal, melainkan juga terasa bergelombang dengan gerakan vertikal.(*/berbagai sumber)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Gempa Jogja 2006 : Hari Ini 13 Tahun Lalu Sesar Opak Bergetar Picu Gempa Dahsyat di Bantul

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini