Dituturkannya, dalam menentukan awal Ramadhan, berdasarkan penghisaban saat bulan Syakban, atau bulan sebelum Ramadhan.
Saat bulan Syakban, sudah dilihat peredaran bulan.
Kemudian ditentukan tanggal 15 Syakban atau Nisfu Sya'ban.
Setelah itu dihitung lagi akhir Sya'ban yang biasanya memiliki bilangan 29 hari.
Selain sistem hisab, lanjut Edizon, penentuan awal Ramadhan ini juga menggunakan sistem melihat bulan.
"Jadi, kita tetapkan 15 Sya'ban, yang kita sebut dengan Nisfu Sya'ban. Dan, yang kita hitung saja lagi, bahwa Syakban itu 29 hari.
Kalau bulan tidak kelihatan pada 29 hari itu, maka kita sempurnakan bulan Syakban itu 30 hari, dan satu Ramadannya jatuh pada hari esoknya.
Kita juga menggunakan sistem melihat bulan. Di samping kita hisab, kita juga melihat bulan. Tapi melihat bulan dengan mata telanjang," ujarnya.(Rezi Azwar)
Artikel ini telah tayang di Tribunpadang.com dengan judul Jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Padang Rayakan Idul Fitri Hari Ini, Makan Bersama Setelah Salat