TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kecelakaan maut di ruas Tol Cipali KM 150+900, melibatkan sejumlah mobil dan bus PO Safari.
Sebanyak 12 orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.
Terdiri dari enam penumpang Xpander, tiga penumpang Innova dan tiga penumpang bus PO Safari.
TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta mengenai kisah keluarga yang menjadi korban dalam kejadian tersebut.
Liburan ke Dieng
Empat dari enam orang yang jadi penumpang mobil Xpander yang terlibat kecelakaan jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 150.900 B pada Senin (17/6/2019) dini hari tadi merupakan satu keluarga.
Dian, sepupu Dafi yang jadi satu korban mengatakan mereka yakni Heruman (59), Reza (22), Rivan (22) dan Rafi (22), sementara Raditya (22) merupakan teman Rafi, sementara Dava (19) merupakan tetangga Rafi.
"Di mobil ada 6 orang, 4 orang itu satu keluarga, sedangkan satu orangnya lagi itu temannya sepupu saya," kata Dian di rumah duka, Jalan Nangka, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (17/6/2019).
Dian menuturkan enam orang itu hendak berangkat ke Dieng lalu ke Yogyakarta untuk berlibur, lalu singgah di Purbalingga untuk menemui keluarga yang bermukim di sana.
Pada Minggu (17/6/2019) mereka bertolak dari Purbalingga dan hendak pulang melalui Majalengka, namun mobil yang mereka tumpangi terlibat kecelakaan.
"Selepas pulang dari Purbalingga, Minggu malamnya pulang dan lewat Majalengka kecelakaan," ujarnya.
Jenazah Heruman dan Reza dibawa ke kediamannya di Bekasi, sementara Rafi, Rivan, dan Dava dimakamkan TPU Prumpung, Jatinegara, Jakarta Timur sore ini.
Jenazah mereka sempat disalatkan di Masjid Jami At-Taufiq, Jatinegara, Jakarta Timur sebelum akhirnya dibawa ke tempat peristirahatan terakhir sekira pukul 17.50 WIB.
"Langsung kami kebumikan sore ini juga di TPU Prumpung," tuturnya.
Sempat Video Call
Korban Kecelakaan maut di ruas Tol Cikampek Palimanan (Cipali) KM 150+900, sempat menghubungi keluarga melalui video call.
Momen itu jadi kontak terkahir keluarga dengan korban yakni Heruman (59) dan Reza Pahlevi (22).
Febri Dwi Prayogi (28), anak kandung Heruman mengatakan, ayah dan adik kandungnya tengah menempuh perjalanan pulang dari pergi berlibur di kawasan Dieng Wonosobo.
"Liburan bareng keluarga besar sama sepupu, paman sama bibi juga, ada dua mobil berangkat ayah saya nyupirin mobil Xpander merah, mobil satunya lagi paman saya naik Pajero," kata Febri di rumah duka di Perumahan Taman Wisma Asri, Bekasi Utara, Senin (17/6/2019).
Korban bertolak dari Bekasi menuju Tempat Wisata Dieng Wonosobo sejak Kamis, (13/6/2019). Ketika telah tiba di tempat wisata, korban sempat menghubungi keluarga di rumah pada Jumat (14/6/2019).
"Video call ke sepupu di rumah kalau mereka udah sampe lagi di Dieng, sambil makan, terakhir itu aja kasih kabar," jelas dia.
Dua orang korban Heruman dan Reza berkendara menggunakan mobil Mitsubishi Xpander B 9173 PI bersama empat orang penumpang lainnya yang merupakan sepupu, Rafi (22), Radit (22), Dafa (21) dan Irfan (22).
Adapun jenazah korban hingga pukul 16.00 WIB masih dalam perjalanan dari RS Cideres Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Rencananya, Heruman dan Reza dikebumikan di TPU Perwira, Bekasi Utara.
Sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di ruas Tol Cipali KM 150+900, 12 orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. Terdiri dari enam penumpang Xpander, tiga penumpang Innova dan tiga penumpang bus PO Safari.
Kasat Lantas Polres Majalengka AKP Atik Suswanti, mengatakan kendaraan atau Bus Safari Dharma Raya datang dari arah Jakarta menuju ke Cirebon, diduga pengemudi mengantuk atau kurang antisipasi, sehingga kendaraan bus menyeberang ke jalur lainnya.
"Selanjutnya bus tersebut menabrak kendaraan (Toyota) Innova, menabrak kendaraan (Mitsubishi) Xpander dan kendaraan truk yang sedang melaju di jalur lain," ujar AKP Atik Suswanti, dalam keterangan tertulis, Senin (17/6/2019).
Wakil Wali Kota Bekasi Kunjungi Rumah Duka
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengunjungi rumah duka Heruman (59) dan Reza Pahlevi (22), korban kecelakaan maut di ruas Tol Cipali, Senin (17/6/2019).
Tri datang sekitar pukul 17.00 WIB, kedatangannya juga dibarengi dengan petugas Jasa Raharja yang hendak memberikan bantuan jaminan kecelakaan lalu lintas sebesar Rp 50 juta kepada ahliwaris.
"Saya sebagai wakil wali kota sangat berduka yang mendalam, karena pak Heruman ini adalah salah satu RT yang dicintai warganya, dia sudah berbakti mengabdi kepada pemkot dalam memberikan pelayanan kepada masyarayakat," kata Tri di rumah duka di Taman Wisma Asri, RT01/16, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara.
Dalam kesempatan itu, Tri mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan dapat ikhlas dan kuat menghadapi musibah kecelakaan ini.
Dia juga memastikan pihak keluarga akan diberikan santunan tambahan dari BPJS Kesehatan berupa uang sebesar Rp 20 juta.
"Jadi beliau dicover apabila meninggal akan ada bantuan santunan sebesar Rp 20 juta, mudah-mudahan prosesnya tidak terlalu lama sehingga bisa langsung bantuan itu disalurkan," jelas Tri.
Dua orang korban ayah anak, Heruman dan Reza berkendara menggunakan mobil Mitsubishi Xpander B 9173 PI bersama empat orang penumpang lainnya yang merupakan sepupu korban.
Empat orang korban itu ialah Rafi (22), Radit (22), Dafa (21) dan Irfan (22).
Sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di ruas Tol Cipali KM 150+900, 12 orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.
Terdiri dari enam penumpang Xpander, tiga penumpang Innova dan tiga penumpang bus PO Safari.
Kasat Lantas Polres Majalengka AKP Atik Suswanti, mengatakan kendaraan atau Bus Safari Dharma Raya datang dari arah Jakarta menuju ke Cirebon, diduga pengemudi mengantuk atau kurang antisipasi, sehingga kendaraan bus menyeberang ke jalur lainnya.
"Selanjutnya bus tersebut menabrak kendaraan (Toyota) Innova, menabrak kendaraan (Mitsubishi) Xpander dan kendaraan truk yang sedang melaju di jalur lain," ujar AKP Atik Suswanti, dalam keterangan tertulis, Senin (17/6/2019).
Jenazah kedua korban saat ini telah tiba di rumah duka dan langsung di salatkan di Masjid Baiturrohman Taman Wisam Asri Bekasi.
Jenazah rencananya akan dikebumikan selepas salat magrib di TPU Perwira Bekasi Utara.
Ketua RT Kaget Daryono Jadi Korban
Daryono (70), turut menjadi korban tewas dalam kecelakaan maut yang terjadi di ruas Tol Cikampek Palimanan (Cipali) dini hari tadi.
Kabar duka ini pun mengagetkan sanak keluarga maupun para tetangga Daryono di Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.
Seperti yang diungkapkan oleh Suhandi, ketua RT 012 RW 008 yang mengaku sempat tak percaya dengan kabar duka tersebut.
"Awalnya saya enggak percaya, karena enggak biasa Pak Daryono mau jalan malam, selama ini dia enggak pernah pergi malam-malam," ucapnya, Senin (17/5/2019).
"Mau itu pulang kampung atau kemana biasanya dia selalu jalan pagi atau siang," tambahnya.
Ia pun mengaku pertama kali mendengar berita kecelakaan nahas tersebut dari keluarga Daryono yang tinggal tak jauh dari rumahnya.
"Jadi tadi malam setelah kecelakaan itu sopirnya masih sempat telepon kakaknya yang tinggalnya enggak jauh dari rumah saya," ujarnya.
"Setelah itu dia memberi tahu pihak RT dan langsung berangkat menuju lokasi kecelakaan," tambahnya menjelaskan.
Suhandi pun mengaku kaget setelah mendapat kabar tersebut, pasalnya Daryono sempat bercerita kalau lebaran tahun ini dirinya tidak mudik ke kampung halamannya.
"Sebelum lebaran dia cerita enggak pulang kampung, eh tahunya dia dan istrinya nyusul pulang kampung enam hari setelah lebaran," kata Suhandi.
Sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di ruas Tol Cipali KM 150+900, 12 orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. Terdiri dari enam penumpang Xpander, tiga penumpang Innova dan tiga penumpang bus PO Safari.
Kasat Lantas Polres Majalengka AKP Atik Suswanti, mengatakan kendaraan atau Bus Safari Dharma Raya datang dari arah Jakarta menuju ke Cirebon, diduga pengemudi diserang oleh penumpangnya sehingga kendaraan bus menyeberang ke jalur lainnya.
"Selanjutnya bus tersebut menabrak kendaraan (Toyota) Innova, menabrak kendaraan (Mitsubishi) Xpander dan kendaraan truk yang sedang melaju di jalur lain," ujar AKP Atik Suswanti, dalam keterangan tertulis, Senin (17/6/2019).
Sosok Daryono
Nama Daryono (70), warga RT 12/08, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat merupakan satu dari 12 orang korban tewas dalam kecelakaan maut di ruas Tol Cikampek Palimanan (Cipali) dini hari tadi.
Selain dirinya, sang istri yang bernama Choiriah (68), turut menjadi korban kecelakaan nahas itu.
Meski demikian, sang istri bisa lolos dari maut, sedangkan Daryono tewas seketika akibat peristiwa yang melibatkan empat kendaraan tersebut.
Semasa hidup, Daryono yang telah tinggal puluhan tahun di Jalan Batara Guru dikenal tetangganya sebagai sosok yang baik dan dermawan.
Bahkan, Suhandi, ketua RT 12/08 menuturkan, semasa hidupnya, Daryono menjadi donatur di masjid dekat rumahnya.
"Beliau orangnya dermawan, sejak dulu masih jualan di pasar sampai sekarang sudah enggak kerja lagi, dia jadi donatur tetap di masjid dekat sini," ucapnya, Senin (17/6/2019).
Diusianya yang sudah tak muda lagi, Suhandi menyebut, Daryono sering menjadi panutan bagi warganya.
"Dia juga sering ngajak jemaah di masjid menggalang dana untuk warga sini yang kesulitan keuangan," ujarnya.
"Pak Daryono sudah puluhan tahun tinggal di daerah sini, jadi tahu persis mana yang memang butuh dibantu," tambahnya.
Selain itu, Suhandi juga mengenal Daryono sebagai sosok yang religus. Ia menyebut, selama ini Daryono tak pernah absen salat berjemaah di masjid.
"Alhamdulillah tahun lalu, beliau juga sudah naik haji bersama istrinya," kata Suhandi.
Sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di ruas Tol Cipali KM 150+900, 12 orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. Terdiri dari enam penumpang Xpander, tiga penumpang Innova dan tiga penumpang bus PO Safari.
Kasat Lantas Polres Majalengka AKP Atik Suswanti, mengatakan kendaraan atau Bus Safari Dharma Raya datang dari arah Jakarta menuju ke Cirebon, diduga pengemudi diserang oleh penumpangnya sehingga kendaraan bus menyeberang ke jalur lainnya.
"Selanjutnya bus tersebut menabrak kendaraan (Toyota) Innova, menabrak kendaraan (Mitsubishi) Xpander dan kendaraan truk yang sedang melaju di jalur lain," ujar AKP Atik Suswanti, dalam keterangan tertulis, Senin (17/6/2019). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar/Bima Putra/Dionisius Arya Bima Suci)
Baca: Tak Hanya Gadaikan Istrinya, Pria di Lumajang Ini Juga Diduga Jual Anaknya Seharga Rp 500.000
Baca: BPN Klaim Punya Bukti Kejanggalan Dana Kampanye Jokowi Rp 25 Miliar, Ini Reaksi TKN