Laporan WArtawan Tribun Palu Abdul Humul Faaiz
TRIBUNNEWS.COM, PARIGI MOUTONG - Pembunuhan terhadap dua orang petani, ayah dan anak di Dusun 3 Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Parigi Moutong, membuat warga ketakutan, khususnya para petani yang jarak kebunya cukup jauh dari pemukiman warga.
"Terus terang, kami takut atas kejadian ini, apalagi kami lihat sendiri kondisi mereka," kata Paman korban, H Ahmad, usai melaksanakan pemakaman, Rabu (26/6/2019) siang.
Ahmad juga meyakini jika Tamar (50) dan Patte (27) dibunuh oleh Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
"Saya tidak duga, saya tuduh memang ini teroris, tiada lain karena memang pernah diburu satu tahun lalu," tegas Ahmad.
Untuk itu, Ahmad berharap agar pihak kepolisian dapat memberikan jaminan kemananan kepada warga setempat.
"Kami inginkan jaminan keamanan dari aparat. Maksud saya bagaimana supaya mereka itu tidak ada lagi," ujar Ahmad.
Ahmad mengungkapkan, pasca pembunuhan keponakan dan cucunya itu, warga tidak bisa berkebun karena takut bernasib sama seperti korban.
"Siapa yang berani kerja di kebun kalau kondisinya begini," keluhnya lagi.
Berdasarkan cerita korban, Tamar, beberapa tahun belakangan anggota kelompok MIT sering melintasi kebun mereka.
Baca: Satu Anggota Ali Kalora yang Tewas dalam Baku Tembak Ternyata Keponakan Imam Samudra
Kelompok itu dipimpin oleh Daeng Koro yang tewas pada 2015 lalu di Desa Pangi, Kecamatan Parigi Utara, Parigi Moutong.
Beberapa tahun setelahnya, korban ketemu lagi dengan kelompok Ali Kalora bersenjata lengkap bahkan memburu korban.
"Korban pernah bercerita kalau dia pernah ketemu, bahkan dikejar, beruntung lolos, tapi sekarang ketemu lagi," ujar Ahmad.
Memurut Ahmad, ia begitu dekat dekat kedua korban.