TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Kisah sedih dialami Maksimus (36) yang sedang kehilangan sang istri.
Lelaki ini mendapat kabar nasib tragis istrinya istrinya yang diduga menceburkan diri di Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Hingga kini, sampai Tribunkaltim.co melaporkan Kamis (27/6/2019), Elisabeth belum juga muncul, usaha tim pencari orang hilang di Sungai Mahakam pun belum membuahkan hasil.
Nama istri Maksimus ialah Elisabeth Erni Naro, berusia 30 tahun. Di kartu identitas penduduk masuk sebagai warga yang beralamat tinggal di Jalan Gerbang Dayaku, RT 5, Kelurahan Loa Duri Ulu, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Menurut beberapa saksi mata berdasarkan laporan kepolisian disebutkan, Elisabeth, sekitar pukul 06.00 Wita, Rabu (26/6/2019), berada dekat di area pelabuhan Jetty PT BBE, dibilangan Jalan Gerbang Dayaku, Gang Mahakam 17, Loa Duri.
Baca: Lagu 2019 Ganti Presiden Berkumandang di Dekat Gedung Mahkamah Konstitusi
Baca: MK Nilai Tak Beralasan Dalil Politik Uang Dengan Naikkan Gaji PNS, TNI/Polri
Baca: 4 Jam Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2019, Begini Ekspresi Tim Hukum Prabowo-Sandiaga
Baca: Demi Ketemu Anak, Tsania Marwa Curi Waktu Temui Anak di Sekolah
Saat itu tidak ada yang curiga dengan perilaku Elisabeth di pinggir Sungai Mahakam, apalagi mengira akan menceburkan diri langsung ke Sungai Mahakam.
Elisabeth hanya terlihat sedang berbincang-bincang melalui sambungan telepon selulernya.
Seorang saksi mata, Michael (32), sempat melihat, Elisabeth sibuk melakukan telewicara memakai handphone.
Elisabeth juga terlihat menangis, berbicara dengan handphone sambil meneteskan air mata, nampak pipinya basah bulir-bulir air mata.
Warga tak tahu apa yang dibicarakan Elisabeth. Tidak ada yang curiga atas perilaku Elisabeth tersebut.
Ia tidak nampak akan melakukan aksi bunuh diri menceburkan diri ke Sungai Mahakam.
Sekitar beberapa menit kemudian, sosok Elisabeth pun raib, lenyap begitu saja.
Orang-orang di sekitaran atau yang sedang berseliweran lalu-lalang berada di lokasi kejadian pun tidak melihat Elisabeth terjun langsung, menceburkan diri ke Sungai Mahakam.
Hanya saja, kata Michael, saat orang-orang pergi mendekat ke pinggir Sungai Mahakam, menemukan barang-barang milik Elisabeth, di antaranya ialah handphone dan sepasang sandal.
Kesimpulan sementara, Elisabeth hilang menceburkan atau tercebur di Sungai Mahakam tersebut, hingga Kamis (27/6/2019) siang masih dilakukan pencarian.
Upaya pencarian pun dibantu beberapa pihak terkait, di antaranya ada dari Basarnas, Kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Samarinda, Polsek Loa Janan, beberapa relawan pencarian orang, serta warga setempat.
Proses pencarian pun memakai fasilitas kendaraan seperti speedboat dan rubber boat.
Saat Tribunkaltim.co konfirmasi Kepolisian, Kapolsek Loa Janan, AKP Andika Dharma Sena, menjelaskan, upaya pencarian Elisabeth masih terus dilakukan.
"Kita masih fokus pada pencarian korban, kita sudah koordinasi dengan Basarnas dan relawan untuk pencarian korban," ujarnya.
Di tempat terpisah, Maksimus sang suami Elisabeth bercerita mengenai keperibadian istrinya, sebelum dinyatakan hilang.
Maksimus mengungkapkan, Elisabeth sebagai istri yang sayang pada anaknya.
Namun karakter kepribadiannya Elisabeth orang yang pendiam, jika ada sesuatu hal persoalan tidak pernah diungkapkan.
"Tidak ada masalah dengan saya. Tapi, dia itu memang tertutup, jarang cerita kalau ada masalah atau keluhan. Orangnya ini ceria saja," kata Maksimus yang membuat pengakuan atas sikap istrinya kepada Tribunkaltim.co.
Belum lama ini, Maksimus juga membuat pengakuan, jika istrinya pernah berpesan untuk menjaga si buah hati.
Maksimus dan Elisabeth sudah dikarunai anak semata wayang bernama Claudio Neba yang kini menginjak usai 7 tahun.
"Dia bilang, agar jaga baik-baik Claudio," kata Maksimus, dengan nada lirih.
Tak hanya itu, sang istri pun berpesan jika ingin mencari dirinya, cari saja di daerah pinggri Sungai Mahakam.
Sesuatu hal, yang dianggap Maksimus aneh lagi kala para keluarga istrinya mendapat pesan singkat di WhatsApp dari si Elisabeth mengenai keberadaan diri Elisabeth.
Pesan tersebut berisi, jika ingin mencari Elisabeth, cari saja di area pinggir Sungai Mahakam.
Maksimus mengklaim jika selama ini menjalani bahtera rumah tangga bersama Elisabeth tidak ada pertengkaran.
Satu sama lain masih berhubungan harmonis, komunikasi pun lancar tak tersendat, tidak pernah ada niatan untuk mengakhiri kisah rumah tangga.
Keduanya sudah mengikat janji suci menikah setia hingga akhir hayat dilakukan sejak tahun 2011.
Selama ini Maksimus menyatakan, rumah tangganya bersama Elisabeth baik-baik saja.
Sampai sekarang pun sudah memiliki anak laki-laki bernama Claudio Neba.
Sehari-hari, ternyata Elisabeth bukan saja berperan jadi ibu rumah tangga, merawat anak satu-satunya tetapi juga ikut membantu ekonomi keluarga.
Elisabeth pun sempatkan waktu untuk ikut membantu mencari uang, bekerja di perusahaan kayu.
Waktu itu, Maksimus pun berpikiran, jika Elisabeth itu berniat pergi ke tempat pekerjaan tetapi rupanya memilih jalan ke Sungai Mahakam dan hilang secara misterius.
"Semoga cepat ketemu," tutur Maksimus, penuh dengan harapan.
Upaya Pencarian Terus Dilakukan
Upaya pencarian keberadaan Elisabeth yang diduga tercebur ke Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur terus dilakukan, berbagai pihak dari Basarnas, Kepolisian Polsek Kawasan Pelabuhan Samarinda, Polsek Loa Janan tiada menyerah melakukan pencarian orang hilang ini.
Sejauh ini, pengamatan Tribunkaltim.co, para tim pencarian orang hilang ini dilakukan perluasan jangkauan. Tindakan pencarian orang hilang dilakukan berbagai cara, satu di antaranya mencari sampai jarak jauh.
Sampai hari ini, Kamis (27/6/2019), radius pencarian sosok Elisabeth diperluas sampai ke titik 1 Nautical Mile (NM), dengan total radius pencarian 3 Nautical Mile. Sehari sebelumnya di hari Rabu (26/6/2019), radius tim pencarian hanya menjangkau 2 Nautical Mile saja.
Tidak hanya itu, tim pencarian pun mencoba menggunakan metode alat tradisional berupa memancing.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana kepada Tribunkaltim.co belum lama ini, yang jelaskan, pencarian korban Elisabeth memakai tiga cara yakni pencarian akurasi data lokasi kejadian, penyelaman di air serta memakai pemancingan.
"Hari pertama pencarian, kita terapkan tiga sistem, searching, penyelaman dan dengan pemancingan, cara tradisional," urainya.
Maksud memakai cara tradisional, yakni memakai alat batang rotan berduri-duri.
Rotan ini dibuat untuk memudahkan pencarian, harapannya sasaran yang dicari bisa tersangkut.
Arus Sungai Mahakam begitu deras, sangat memungkinkan memakai metode tradisional pakai batang rotan berduri.
Alat tersebut diceburkan ke perairan Sungai Mahakam, dilakukan di berbagai titik dengan harapan nanti si korban bisa tersangkut ke batang rotan.
Proses penyelaman di Sungai Mahakam memang sangat sulit dilakukan harus dilakukan orang yang sangat berpengalaman.
Arus yang kuat dan daya jangkau penglihatan yang kurang di dalam Sungai Mahakam berasa gelap coklat, jarak pandang di dalam Sungai Mahakam sangat minim. (Budi Susilo)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Kisah Elisabeth yang Misterius, Menangis di Pinggir Sungai Mahakam, Sisakan Jejak Sandal & Handphone