TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap agar jalur kereta api dari Stasiun Kedundang menuju bandara YIA bisa selesai tahun depan.
Jika kereta bandara ini bisa beroperasional maka bisa memangkas biaya perjalanan menuju ke bandara YIA.
"Tahun depan harapan saya kereta api kan sudah selesai (sudah jalan)," ujar Sultan usai pamitan calon perwira remaja (Capaja) AAU di Bangsal Kepatihan, Jumat (5/7/2019).
Sultan tak menampik jika biaya menuju ke Bandara YIA menggunakan taksi mahal.
Hal ini karena jarak dari Kota Yogya menuju ke sana mencapai sekitar 40 kilometer.
Namun, Sultan menyebut adanya bus Damri dan kereta bandara akan menjadi alternatif untuk moda transportasi.
"Di sana kan ada Damri, sudah ada kereta juga. Kalau taksi mungkin memang mahal jaraknya 40 km," urainya.
Baca: Perempuan Penghina Lambang Negara Sempat Diperingatkan Suami Sebelum Dia Ditangkap Polisi
Saat disinggung mengenai rencana untuk mengoptimalkan Bus Trans Jogja untuk angkutan ke bandara, Sultan masih belum berkomentar.
Menurut Sultan hingga saat ini belum ada pembahasan mengenai hal tersebut.
"(Soal Trans Jogja) belum, kami baru ada bahasan 17 jalur dan soal itu belum sampai," katanya.
Direktur PT AMI, Dyah Puspitasari, menyatakan masih dalam proses bernegosisasi dengan pihak PT Angkasa Pura.
Meski demikian, mereka masih belum menyebut bentuk negosiasi dan kerja sama bisnis dengan pihak PT Angkasa Pura.
"(Negosiasi) bukan vehicle (kendaraan) masih penjajakan," ujarnya.
Adapun mengenai kemungkinan pengalihan Trans Jogja untuk moda transportasi ke bandara, Dyah pun masih belum bisa berkomentar banyak.
Hal ini karena penggunaan Trans Jogja untuk angkutan ke bandara YIA tergantung dari Dinas Perhubungan setempat.
Baca: Sebelum Pingsan Hingga Akhirnya Meninggal, Bu Guru Masruchah Sempat Menolong Cucunya yang Terjepit
"Kalau soal (Trans Jogja) itu tergantung Dishub," ujarnya.
Dyah mengatakan, kendala dalam partisipasi ini adalah bus Trans Jogja terkendala pada aglomerasi atau terbatas sebagai moda transportasi antar kota.
Alternatif yang paling memungkinkan adalah menggunakan nama lain selain Trans Jogja atau bekerjasama dengan pihak swasta.
"Mau pakai Trans Jogja masalahnya busnya adalah khusus perkotaan dan masalahnya itu. Artinya, memang harus pakai nama lain atau kerja sama dengan pihak swasta. Masalahnya kami terbatasi oleh aglomerasi, perkotaan cuma sampai Gamping," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Sri Sultan HB X Berharap Jalur Kereta Api dari Stasiun Kedundang ke Bandara YIA Selesai Tahun Depan