Yang jika dibiarkan jamur akan menimbulkan penyakit.
"Setelah melakukan penelusuran pustaka maka dicari senyawa-senyawa berbahan herbal yang dapat menghilangkan ketombe," paparnya.
Menurutnya, selama ini produk anti ketombe masih seputar shampo.
Maka pihaknya, mulai mengembangkan produk gel anti ketombe.
"Setelah kami teliti, limbah kulit pepaya dan kulit rambutan punya senyawa yang bisa menutrisi orang berketombe," ujarnya.
Ia pun mengklaim produknya tak mengandung bahan kimia, menjadi antitesis produk serupa yang beredar di pasaran yang menurutnya mengandung bahan kimia.
"Carne Gel Anti Dandruff dikembangkan dari bahan alami pada limbah kulit pepaya, dan kulit rambutan yang diambil senyawa alkaloid, flavanoid, polivenol, tanin dan saponin."
Dalam proses pengolahannya, menurut Mahardian diawali proses pengeringan serta maserasi dengan etanol selama 3x24 jam.
Hasil saringan diekstraksi dihasilkan senyawa murni alkaloid, flavanoid, polivenol, tanin, dan saponin.
"Lalu hasil akhir senyawa dicampur dengan bahan alami sediaan gel kemudian dibuat dalam bentuk gel," imbuhnya.
Ia juga mengklaim gel anti ketombe ini praktis dan dapat digunakan sehari-hari tanpa harus keramas terlebih dahulu.
"Harapan ke depan produk ini semoga dapat diproduksi secara luas dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," harapnya.
Fitria Fatichatul Hidayah, dosen pembimbing para mahasiswa Unimus tersebut berharap temuan penelitian ini diharapkan tak hanya berhenti sampai di kompetisi tapi bisa ditindaklanjuti dengan produksi secara massal.
"Semoga dapat menginspirasi mahasiswa lain di Indonesia untuk menciptakan produk bermanfaat," katanya. (Akbar Hari Mukti)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Gel Anti Ketombe Ciptaan Mahasiswa Unimus Raih Medali Perak di Malaysia, https://jateng.tribunnews.com/2019/07/11/gel-anti-ketombe-ciptaan-mahasiswa-unimus-raih-medali-perak-di-malaysia?page=all.