Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat telah terjadi 65 kali gempa susulan setelah gempa bermagnitudo 7,2 mengguncang Halmahera (Maluku Utara) pada Minggu (14/7/2019) kemarin.
Jumlah tersebut menurut Plh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo terjadi hingga Senin (15/7/2019) pukul 07.00 WIB.
"BMKG mencatat 65 kali gempa susulan dengan kedalaman rata-rata 10 km hingga 15 Juli 2019, pukul 07.00 WIB," ujar Agus Wibowo kepada wartawan melalui keterangannya, Senin (15/7/2019).
Gempa yang terjadi pada pukul 16.10 WIB ini dirasakan dengan lokasi berada pada 0.59 LS,128.06 BT (62 km Timur Laut Labuha - Maluku Utara) dengan kedalaman 10 Km.
Baca: Gempa Bumi M 7.2 Guncang Halmahera, Diikuti Dengan Gempa Susulan
Goncangan kuat sebesar V MMI di daerah Obi, III MMI di Labuha, II - III MMI di Manado dan Ambon, dan II MMI di wilayah Ternate, Namlea, Gorontalo, Raja Ampat, Sorong, dan Bolaang Mongondow.
Sementara itu, PVMBG melaporkan pada Minggu (14/7/2019) gempa dirasakan dengan sekala II-III MMI di Pos Pengamatan G. Gamalama dan II MMI di Pos Pengamatan G. Dukono.
Gempa dirasakan kuat di Kota Ternate selama 2-4 detik, masyarakat terlihat panik dan berhamburan keluar rumah.
BPBD Halmahera melaporkan bahwa gempa dirasakan kuat di Kabupaten Halmahera selatan selama 2-5 detik dan masyarakat panik berhamburan keluar rumah.
Berdasarkan pantauan PVMBG, lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, gempa bumi diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif yang berada di daerah tersebut.
Baca: Gempa di Halmahera Selatan Ditaksir Menimbulkan Kerugian Rp 920 Miliar
Pusat gempa bumi berada di darat. Wilayah-wilayah yang dekat dengan sumber gempa disusun oleh batuan vulkanik dan sedimen berumur Tersier yang dapat bersifat urai, lepas, dan belum kompak (unconsolidated) sehingga memperkuat efek guncangan gempa bumi.
Masyarakat di Ternate dan Kabupaten Halmahera Selatan tetap dapat menikmati layanan Telkomsel secara normal baik layanan Voice, SMS maupun layanan data dikarenakan tidak ada gangguan yang bersifat massif.
Sebelumnya, BTS sempat mengalami gangguan, namun sudah normal kembali sejalan dengan pulihnya aliran listrik di wilayah tersebut. Serta sarana dan fasilitas penyaluran BBM dan Elpiji Pertamina tidak mengalami kerusakan akibat gempa, sehingga layanan komoditas energi tersebut masih berjalan normal.
2 Orang Tewas Dan 2 Ribu Warga Mengungsi
Dua orang meninggal dunia dalam gempa bumi 7,2 SR, di Halmahera (Maluku Utara) pada Minggu (14/7/2019) kemarin.
Bukan itu saja, lebih dari 2.000 mengungsi di 14 titik pengungsian.
"Dua korban meninggal teridentifikasi berasal dari Desa Gane Luar dan Desa Papaceda, sedangkan pengungsian terbanyak berada di Kecamatan Bacan Selatan," jelas Agus Wibowo.
Selain itu jumlah penyintas di titik tersebut mencapai 1.000 orang.
Sementara itu, para korban telah mendapatkan penanganan darurat dari pemerintah daerah dan institusi terkait lainnya.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari, terhitung 15 - 21 Juli 2019.