TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Korban Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA Taruna Indonesia Palembang Berjatuhan.
Setelah Delwyn Berly (DB) dinyatakan meninggal dunia, satu siswa lainnya dirawat di rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Siswa tersebut saat ini sedang menjalani operasi di bagian perut, diduga karena penganiayaan yang dialaminya saat menjalani MOS.
Ini terkuak lagi setelah ada salah satu orang tua murid Wiko Jerianda (14) (korban,red) yakni Suwito (44), mendatangi pengaduan Polresta Palembang, Senin (15/7/2019) siang.
Dimana Suwito didampingi pengacaranya, Firli Darta SH dan Dedi Heriansyah SH mendatangi pengaduan Polresta Palembang, hendak melaporkan kejadian yang dialami anaknya (wiko-red), yang juga menjadi korban penganiayaan saat bersamaan kejadian yang dialami korban DB.
Meski laporannya sudah diterima secara lisan, Suwito dan Firli langsung diterima oleh oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Polresta Palembang.
Baca: Didampingi Wijin Sang Pacar, Gisel Akhirnya Buka-bukaan Soal Alasan Ceraikan Gading Marten
Baca: Potret Akur Cut Keke dan Istri Pertama Suaminya Saat Hadiri Wisuda Putri Tirinya di London
Baca: Persib Vs Kalteng Putra - Posisi Esteban Vizcarra Akhirnya Ditetapkan
"Kita kesini hendak melaporkan kejadian hal yang sama dialami DB. Nah ini anak saya menjadi korban penganiayaan juga, saat waktu bersamaan," ungkap Suwito didampingi Firli Darta SH.
Dimana terkuaknya peristiwa itu, berawal saat Suwito menerima telepon dari pihak sekolah SMA Taruna Indonesia Palembang pada Sabtu (13/7) sekitar pukul 14.00, yang mengatakan anaknya, Wiko sedang dirawat di rumah sakit Karya Asih, cabang Charitas. Mendapatkan kabar itu, Suwito pun langsung ke rumah sakit tersebut.
"Dapat kabar pak, saya langsung ke rumah, saat sesampai di rumah sakit, anak saya lihat sudah tak sadarkan diri," katanya.
Lanjutnya, saat itulah, pihak rumah sakit meminta kepada keluarga korban menyetujui medis tindakan mendesak (untuk dilakukan Operasi-red).
"jadi sekitar pukul 21.00 dilakukan operasi karena perut anak saya sakit dan kata dokter ada ususnya yang terbelit," bebernya.
Lebih jauh ia mengatakan, usia operasi anaknya pun sempat mengingau.
"Sebelum operasi dan usai operasi anak saya ngigau terus, mengatakan, Mati dak kawan aku digebuki," ungkap Suwito seperti yang ia ketahui melihat anaknya secara langsung saat di rumah sakit.
Ketika ditanya apa cerita anak, Suwito mengatakan, Wiko saat mos, di tendang dan hingga perutnya juga ditonjok.
"Anak saya cerita seperti itu pak, saat Mos berjalan korban di tendang dan perut di tonjok. Hingga kini anak saya masih dirawat di RS Karya Asih, Vaviliun Clara Nomor 9," bebernya.
Firli Darta SH berharap, atas peristiwa ini dan laporan ke pihak Polresta Palembang, Agar laporanya segera ditindaklanjuti oleh pihak reskrim Polresta Palembang.
"Saya berharap kepada pihak Polresta Palembang, usut tuntas kasus ini pak,"harapnya.
Sedangkan, Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Yon Edi Winara, melalui Kanit PPA, Ipda Hasa, membenarkan adanya keluarga korban Wiko, siswa taruna Indonesia yang juga mendatangi pengaduan Polresta Palembang.
"Laporan sudah kita terima secara lisan, dan akan kita tindaklanjuti," katanya.
Satreskrim Polresta Palembang, telah menggelar Rekontruksi terkait tewasnya DB (14) yang diduga meninggal akibat mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS).
Gelar rekonstruksi tersebut dilaksanakan di tempat kejadian perkara ( TKP) yakni di SMA Taruna Indonesia , Senin (15/7/2019).
Siswa ini diduga tewas saat MOS.
Obi frisman (24) yang merupakan Pembina dari kegiatan MOS tersebut turut pula diikutsertakan dalam rekon tersebut.
Obi terlihat mengenakan pakaian seragam orange bertuliskan Tahanan Polresta Palembang dan didampingi petugas saat memasuki mobil menuju tempat TKP.
Ia juga telah ditetapkan menjadi tersangka atas tewasnya siswa saat MOS.
Mengaku Cuma Pukul Pipi
Saat dimintai keterangan memasuki mobil, Obi mengaku hanya memukul korban pada bagian pipi.
"Cuma pipi tapi tidak yang lain," ujarnya sambil terus menundukan kepala.
Saat ini pihak Sat Reskrim Polresta Palembamg, sedang dalam perjalanan menuju TKP.
Setelah melakukan pemeriksaan secara intensif selama 3 Jam, Dokter Forensik Bhayangkara melaporkan hasil pemeriksaan Siswa Taruna Indonesia yang tewas saat Masa Orientasi Sekolah (MOS).
"Pada saat pemeriksaan tadi kami melakukan 2 pemeriksaan baik dari luar dan dalam tubuh korban.
Dan kami jumpai kekerasan di bagian kepala dan dada.
Di duga ada pukulan benda tumpul dan benturan keras di kepala.
Di bagian belakang kepala di temukan darah dan masih banyak lagi serapan darah di bagian kepala dan dada," ujar Dr Indra Saykti Nasution Sabtu (13/7/2019)
Ia mengatakan, jika dilihat dari mayatnya korban diperkirakan meninggal sejak pagi.
Baca: Wanita Ini Lepas Pakaian Dalam demi Bisa Duduk di Kereta tapi Tak Seorang Pun yang Berikan Kursinya
Baca: Bersama Anaknya yang Baru Berusia 4 Tahun, Anggota DPRD Merangin Ini Naik Haji Pakai Motor
Baca: Isi Surat Prabowo untuk Amien Rais: Pak Amien Keutuhan Bangsa dan NKRI Lebih Saya Pentingkan
Sementara itu Kakek korban ikut mendengar hasil otopsi yang dilakukan oleh tim Forensik Bahayangkara tadi.
"Saya harap pelaku dapat ditangkap secepatnya jika terbukti hal ini efek dari penganiayaan.
Dan mengusut tuntas atas peristiwa ini," ujar H Kejuk.
Rencananya Jenazah korban akan dibawa ke ke Tulung Selapan OKI untuk dikebumikan disana.
Dari keteranganhya, ayahnya juga saat ini sedang mengarah pulang dari Australia.
Fakta ini cukup mengejutkan. Sebelumnya hanya ditemukan bekas luka memar di kaki korban.
Polresta Palembang langsung melakukan pengusutan atas perkara meninggalnya Delwyn Berli, siswa SMA Taruna Indonesia Palembang, Sabtu (13/7).
Seperti diketahui, Delwyn meninggal dunia saat mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS).
Adapun saksi yang di panggil diantaranya sebanyak 8 orang yang terdiri dari teman satu regu dan kakak tingkat korban.
Untuk tim satu regu korban diantaranya, AR (15), EV ( 16), W (14) Sedangkan salah satu diantaranya kakak tingkatnya yakni In.
Saat dimintai keterangan di ruang unit Pidana Umum Polresta Palembang, salah satu teman korban AR (15) mengatakan saat kejadian, korban bersama siswa lainnya hendak pulang ke Sekolah Taruna.
"Kami jalan kaki dari pesantren daerah Talang Jambe ke Taruna. Pas di pertengahan yang aku dengar dia nanya air.
Nah memang dia itu kalau minum air dikit-dikit, karena dia bilang dia punya dehidrasi," katanya.
Lalu AR juga mendengar korban sempat meminta obat sakit kepala kepada tim kesehatan.
"Aku dengar dia minta obat paracetmol dengan panitia. Dan di perjalanan dia sudah terlihat pucat," ujarnya.
Sewaktu lewat di selokan, para siswa berbaris untuk melewati selokan tersebut namun korban tiba-tiba terjatuh.
"Dia jatuh, di teriak sambil nangis, terus dia dibawa dan saya nggak tau lagi gimana," katanya. (Sriwijaya Post/Tribun Sumsel)
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul UPDATE Korban MOS SMA Taruna Indonesia Palembang Bertambah, Seorang Pelajar Jalani Operasi di Perut