TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG -- Polresta Palembang ternyata telah menetapkan tersangka yang mengakibatkan tewasnya satu siswa SMA Taruna Indonesia Palembang sejak Minggu (14/7/2019) malam.
Tersangka itu ikuti hadir saat rekontruksi yang dilakukan oleh Kepolisian Polresta Palembang, Senin (15/7/2019).
Suasana tampak ramai saat proses rekontruksi tewasnya Siswa SMA Taruna Indonesia atas nama DJ.
Siswa ini diduga tewas saat MOS.
DJ meninggal Sabtu kemarin saat mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS).
Baca: Presiden Trump Saja Bisa Berdamai dengan Kim Jong Un, Masak Jokowi-Prabowo Gak Bisa
Baca: 6 Fakta Seputar Cekcok Rian dan Rai DMasiv di Atas Panggung, dari Awal Mula hingga Penyebab
Baca: Dirjen Hubla Perintahkan KSOP Lakukan Pengecekan pasca Insiden Kapal MV Soul of Luck
Tersangka yang ditetapkan berinisial Obi Frisman (24 tahun), diketahui adalah Pembina yang ditunjuk oleh pihak sekolah.
"Penetapan tersangka atas kasus pembunuhan siswa SMA Taruna sudah kita tetapkan semalam atas nama Obi Frisman yang ternyata ditunjuk dari sekolah sebagai pembina."
"Motifnya ialah karena Obby (Tsk) melihat korban ini males-malesan sehingga ia kesal dan melakukan pemukulan kepada korban."
"Lalu korban sempat memaki tersangka sehingga membuat tersangka melakukan pemukulan lagi terhadap korban," ujar Kanit Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi.
Dari keterangannya saksi yang diperiksa saat penyelidikan ada 21 orang namun telah mengerucut menjadi 15 orang.
Saat ini Polresta Palembang sedang melakukan penyidikan lebih mendalam terhadap legalitas dan kompetensi dari tersngka Obby.
Rekonstruksi yang dilaksanakan pukul 14.00 tadi menampilkan empat adegan.
Dalam rekonstruksi adegan tersebut terlihat korban merasa kelelahan setelah melakuakan perjalanan yang panjang yaitu dari Talang Jambi sampai ke belakang sekolah.
Serta ada juga pemukulan terhadap korban menggunakan bambu di bagian kepala sebelah kanan.
"Ya seperti itulah yang kita lihat tadi rekontruksinya adanya saksi dan keterangan saksi dilapangan menjadi buktinya. Namun lebih luasnya kita akannl lihat dipersidangan,"ujar pengacara tersangka Azhari.
Hanya Tampar Pipi
Satreskrim Polresta Palembang, Gelar Rekontruksi terkait tewasnya Dewlyn (14) yang diduga meninggal akibat mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS).
Gelar rekonstruksi tersebut dilaksanakan di tempat kejadian perkara ( TKP) yakni di SMA Taruna Indonesia , Senin (15/7/2019).
Siswa ini diduga tewas saat MOS.
Obi frisman (24) yang merupakan Pembina dari kegiatan MOS tersebut turut pula diikutsertakan dalam rekon tersebut.
Obi terlihat mengenakan pakaian seragam orange bertuliskan Tahanan Polresta Palembang dan didampingi petugas saat memasuki mobil menuju tempat TKP.
Namun petugas kepolisian belum ada yang memberikan keterangan resmi soal status Obi ini.
Apakah tersangka atau belum. Hanya saja ia tampak mengenakan pakaian tahanan.
"Tunggu nanti malam saat rilis," kata beberapa pejabat kepolisian yang dimintai konfirmasi.
Baca: Jelang Tira Persikabo vs Persija Liga 1, Kondisi Pemain hingga Harga Tiket Tuai Kecaman
Baca: Strategi Robert Rene Alberts untuk Persib Bandung Hadapi Kalteng Putra Tanpa 3 Pemain Kunci
Baca: Hamil Anak Pertama, Shandy Aulia Bingung Bisa Merasa Enek dengan Aroma Wangi
Baca: Tanggapan Hotman Paris Usai Dilaporkan oleh Pihak Pablo Benua
Saat dimintai keterangan memasuki mobil, Obi mengaku hanya memukul korban pada bagian pipi.
"Cuma pipi tapi tidak yang lain," ujarnya sambil terus menundukan kepala.
Saat ini pihak Sat Reskrim Polresta Palembamg, sedang dalam perjalanan menuju TKP.
Setelah melakukan pemeriksaan secara intensif selama 3 Jam, Dokter Forensik Bhayangkara melaporkan hasil pemeriksaan Siswa Taruna Indonesia yang tewas saat Masa Orientasi Sekolah (MOS).
"Pada saat pemeriksaan tadi kami melakukan 2 pemeriksaan baik dari luar dan dalam tubuh korban.
Dan kami jumpai kekerasan di bagian kepala dan dada.
Di duga ada pukulan benda tumpul dan benturan keras di kepala.
Di bagian belakang kepala di temukan darah dan masih banyak lagi serapan darah di bagian kepala dan dada," ujar Dr Indra Saykti Nasution Sabtu (13/7/2019)
Ia mengatakan, jika dilihat dari mayatnya korban diperkirakan meninggal sejak pagi tadi.
Sementara itu Kakek korban ikut mendengar hasil otopsi yang dilakukan oleh tim Forensik Bahayangkara tadi.
"Saya harap pelaku dapat ditangkap secepatnya jika terbukti hal ini efek dari penganiyayaan.
Dan mengusut tuntas atas peristiwa ini," ujar H Kejuk.
Rencananya Jenazah korban akan dibawa ke Tulung Selapan OKI untuk dikebumikan di sana.
Dari keterangan ayahnya juga saat ini sedang mengarah pulang dari Australia.
Fakta ini cukup mengejutkan. Sebelumnya hanya ditemukan bekas luka memar di kaki korban.
Polresta Palembang langsung melakukan pengusutan atas perkara meninggalnya Delwyn Berli, siswa SMA Taruna Indonesia Palembang, Sabtu (13/7).
Seperti diketahui, Delwyn meninggal dunia saat mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS).
Adapun saksi yang di panggil diantaranya sebanyak 8 orang yang terdiri dari teman satu regu dan kakak tingkat korban.
Untuk tim satu regu korban diantaranya, AR (15), EV ( 16), W (14). Sedangkan salah satu diantaranya kakak tingkatnya yakni In.
Saat dimintai keterangan di ruang unit Pidana Umum Polresta Palembang, salah satu teman korban AR (15) mengatakan saat kejadian, korban bersama siswa lainnya hendak pulang ke Sekolah Taruna.
"Kami jalan kaki dari pesantren daerah Talang Jambe ke Taruna. Pas di pertengahan yang aku dengar dia nannya air.
Nah memang dia itu kalau minum air dikit-dikit, karena dia bilang dia punya dehidrasi," katanya
Lalu AR juga mendengar korban sempat meminta obat sakit kepala kepada tim kesehatan.
"Aku dengar dia minta obat paracetmol dengan panitia. Dan di perjalanan dia sudah terlihat pucat," ujarnya.
Sewaktu lewat di selokan, para siswa berbaris untuk melewati selokan tersebut namun korban tiba-tiba terjatuh.
"Dia jatuh, dia teriak sambil nangis, terus dia dibawa dan saya nggak tau lagi gimana," katanya. (Lusi Faradila)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Breaking News: Pembina Siswa Mengaku Menampar Pipi Delwyn, Kasus Tewasnya Siswa SMA Taruna Indonesia