Kondisi geologi daerah terkena gempa bumi
Pusat gempa bumi berada di laut sebelah Baratdaya Pulau Bali.
Daerah terdekat dengan pusat gempa bumi tersusun oleh batuan karbonat berumur tersier dan batuan gunungapi berumur kuarter.
Pada batuan yang telah mengalami pelapukan, belum kompak dan bersifat lepas akan memperkuat efek guncangan gempa sehingga akan lebih terasa.
Baca: Gempa Hari Ini - BMKG Catat Gempa 5,3 Kembali Guncang Labuha Maluku Utara, Sore Ini
Baca: Akses Jadi Kendala Utama BNPB Tembus Lokasi Terdampak Gempa di Halmahera
Baca: 65 Kali Gempa Susulan Terjadi Pascagempa 7,2 SR Goyang Maluku Utara
Penyebab gempa bumi
Berdasarkan posisi dan kedalaman pusat gempa bumi, diperkirakan gempa bumi ini berasosiasi dengan zona Subduksi antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia.
Dampak gempa bumi
Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa bumi ini dirasakan MMI (Modified Mercalli Intensity) di V Badung dan Nusa Dua Bali, IV MMI di Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat, III MMI di Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara, II MMI di Jember dan Lumajang.
Menurut info dari Pos-Pos Pemantauan Gunungapi terdekat, gempa bumi ini dirasakan sebesar III MMI di Pos Pengamatan G. Batur dan G. Agung di Bali serta G. Raung di Banyuwangi.
Gempa bumi ini juga dirasakan sebesar II MMI di Pos Pengamatan G. Rinjani, Lombok.
Hingga tanggapan ini dibuat oleh Badan Geologi, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh gempa bumi tersebut.
Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami karena tidak menimbulkan dislokasi dasar laut.
Rekomendasi
Atas terjadinya gempa ini, Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk:
- tetap tenang, mengikuti arahan dan informasi dari pemerintah daerah dan BPPD setempat
- serta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami
- masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan.
Berdasarkan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), beginilah gambaran keadaan yang dirasakan seseorang terhadap guncangan gempa, dikutip dari situs BMKG:
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Fitriana Andriyani/Tribun Bali)