Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan update jumlah korban akibat gempa bumi berkekuatan 5,8 Skala Rikter (SR) yang sempat mengguncang Pulau Dewata Bali, pada Selasa (16/7/2019) sekitar pukul 07.18 WIB.
Menurut Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, delapan orang luka-luka.
"Delapan orang luka-luka. Empat luka-luka di Ungasan Badung, 1 luka-luka di SMP 5 Mendoyo, 2 luka-luka di Banjar kawan Tampaksiring dan 1 luka-luka di jember," ujar Agus Wibowo kepada wartawan, Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Selain itu 62 bangunan mengalami kerusakan. Yakni 11 unit rumah rusak, 10 unit sarana peribadatan, 17 unit sarana pendidikan, 3 unit sarana kesehatan.
Kemudian 11 unit kantor atau gedung pemerintah, 8 unit fasum, 1 unit hotel dan 1 unit kios/toko.
Sebelumnya gempa bumi berkekuatan 5,8 Skala Rikter (SR) sempat mengguncang Pulau Dewata Bali, pada Selasa (16/7/2019) sekitar pukul 07.18 WIB.
Dilaporkan Selasa (16/7/2019), satu orang luka dan 38 bangunan rusak akibat gempa.
"Akibat gempa di Bali, satu orang luka-luka dan total 38 bangunan mengalami kerusakan," ujar Agus.
Ia merincikan kondisi 38 bangunan yang rusak tersebut.
"Enam unit rumah rusak, dua rusak berat, dua rusak sedang, dan dua rusak ringan. Lima unit sarana peribadatan, sebelas unit sarana pendidikan, dua unit sarana kesehatan, tujuh unit kantor atau gedung pemerintah, lima unit fasum, satu unit hotel dan satu unit kios atau toko," katanya.
Untuk di Bali sendiri terdapat 25 bangunan rusak. Satu rumah roboh, satu rusak, dua sarana Peribadatan rusak, sepuluh sarana pendidikan rusak, enam kantor atau gedung Pemerintah rusak, tiga fasilitas umum, satu hotel, satu kios atau toko.
Sementara tiga belas bangunan di Jawa Timur, yakni dua rumah rusak sedang, dua rumah rusak ringan, tiga sarana peribadatan rusak, satu sarana pendidikan rusak, dua sarana kesehatan rusak, satu gedung atau kantor pemerintahan rusak dan fasilitas umum rusak.
Adapun pusat gempa terjadi di 9,11 0 LS dan 114,540 BT, 83 km arah barat daya Nusa Dua, dengan kedalaman 68 km.
"Penyebabnya karena adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia," jelasnya.
Agus juga mengatakan, dampak Gempa bukan hanya dirasakan di Bali namun juga NTB dan Jawa Timur, yakni dengan Skala MMI V di Badung dan Nusa Dua, Skala MMI IV di Denpasar, Matara, Lombok Tengah, Lombok Barat, Skala MMI III di Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara dan Skala MMI II di Jember dan Lumajang.
Ia juga menjelaskan, belum ada estimasi kerugian terkait gempa di Bali dan sekitarnya.
"Kita masih nunggu, karena di Bali termasuk ringan bencananya jadi langsung ditangani oleh BPBD Prov Bali. Karena BPBD Prov Bali termasuk BPBD yang bagus. Masih bisa ditangani BPBD Bali maupun, Banyuwangi, dan Jember di masing-masing lokasi. Kalau ada perlu bantuan BNPB siap bantu," kata Agus.
Terkait dengan kondisi wisatawan di Bali, ia mengatakan belum menerima laporan terkait hal itu.
"Belum ada laporan. Tapi karena tidak terlalu besar, kalau kita lihat di sosmed dari teman-teman yang di Bali masih aman. Teman-teman saya di Bali hanya guncang sebentar, tidak apa-apa. Tidak ada masalah," kata Agus.