TRIBUNNEWS.COM - Perempuan berinisial AJ (30) menyiram suaminya, Bahtiar (28), dengan air panas. Ia sakit hati setelah tahu si suami menikah lagi.
Bahtiar akhirnya tewas karena luka-luka akibat terkena air panas itu.
Peristiwa penyiraman terjadi di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (13/7/2019) pekan lalu.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Soendani mengungkapkan, AJ nekat menyiram suaminya dengan air panas lantaran sakit hati mengetahui suaminya menikah lagi dengan seorang perempuan di Makassar.
Kabar tersebut diketahui AJ dari keluarga Bahtiar.
Hal itu kemudian diakui sendiri oleh Bahtiar ketika berada di kediamannya di Jeneponto.
Baca: Kriss Hatta dan Roy Kiyoshi Terlibat Obrolan Nakal
Baca: Istri Ketahuan Zina dengan Selingkuhan di Ladang Tebu, Tetangga Rekam sebagai Bukti untuk Si Suami
Baca: Dulu Populer sebagai Vokalis Band, Kini Andika Mahesa Jualan Beras untuk Penghasilan Tambahan
Bahtiar menikah dengan perempuan di Makassar itu sejak tahun 2018.
"Sewaktu Bahtiar sedang tidur, AJ memasak air panas dan menuangkannya ke dalam ember lalu menyiramkannya ke arah suaminya di bagian dada dan perut," kata Dicky di Makassar, Minggu (21/7/2019).
Usai disiram, Bahtiar sempat dibawa ke rumah sakit di Kabupaten Takalar.
Baca: Suami Berkali-kali Sarankan Nunung Srimulat Stop Konsumsi Narkoba,Tapi Diabaikan dan Minta Ditemani
Walau dirawat di rumah sakit, kondisi Bahtiar tidak kunjung membaik.
Keluarganya kemudian memutuskan untuk membawa dia pulang dan mengobati lukanya secara tradisional di rumah kerabatnya.
Enam hari setelah menjalani perawatan tradisional, kesehatan Bahtiar tak kunjung membaik.
Ia akhirnya meninggal dunia Jumat lalu.
"Jadi motifnya A murni karena cemburu Bahtiar telah menikah dengan orang yang lain," kata Dicky.
Usai kejadian itu, polisi mendatangi rumah Bahtiar dan mengamankan AJ.
Hingga kini, AJ masih menjalani pemeriksaan di kantor polisi.
Istri bunuh suami di Surabaya
Insiden istri bunuh suami juga pernah terjadi di Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Dalam rekonstruksi terungkap detik-detik Desi Ayu Indriani (26) membunuh suaminya, Fendik Tri Oktasari (27) menggunakan palu.
Unit Reskrim Kepolisian Sektor Karangpilang menggelar rekonstruksi pembunuhan Fendik Tri Oktasari, warga Jalan Kedurus Sawah Gede Gang 1, Selasa (24/4/2018).
Adegan pertama, korban awalnya keluar membeli pulsa.
Tak berselang lama tersangka menemukan buku harian korban yang berisi catatan keluh kesah korban dan memiliki wanita idaman lain.
Tak ayal tersangka yang tahu hal itu lantas terlibat cekcok dengan korban selepas membeli pulsa.
Hingga adegan keempat rekonstruksi berjalan tanpa halangan.
Namun saat adegan keenam, Desi mendadak tubuhnya lemas dan pingsan.
"Tersangka mendadak pingsan di adegan keenam saat memegang palu yang digunakan memukul kepala korban," kata Kanit Reskrim Polsek Karangpilang, Iptu Marji Wibowo.
Di adegan sebelumnya, korban sempat akan gantung diri menggunakan tali mainan mobil-mobilan milik anaknya.
Namun karena dilarang tersangka, korban turun dan menghampiri tersangka.
Tak berselang lama, korban dicakar wajahnya oleh tersangka dan diremas-remas mulutnya.
Kemudian korban mengambil palu dan memukulkan palu ke kepalanya sendiri.
Namun setelah itu palu direbut tersangka dan langsung melakukan pemukulan sebanyak dua kali ke kepala korban bagian depan dan belakang.
Sebelum dibawa ke Polsek Karangpilang untuk melanjutkan rekonstruksi, Desi terlihat lemas dan diberi olesan minyak angin serta diberi minum air mineral oleh polisi.
Tak hanya itu, salah satu saudara tersangka juga sempat memeluk Desi saat beranjak keluar dari pintu rumah akan menuju Polsek Karangpilang.
"Korban dihabisi di adegan keenam dan meninggal di adegan ketujuh setelah dicekik pelaku," jelas Marji.
Marji menuturkan dalam rekonstruksi pembunuhan yang korbannya berprofesi sebagai penjual tahu bulat itu terdapat 12 adegan.
Hal itu semua sesuai dengan di berita acara pemeriksaan dan tidak ada adegan tambahan.
Sementara itu kakak korban Verlin Kristina Wati, yang juga turut hadir dalam rekonstruksi tersebut, meminta keadilan ditegakkan seadil-adilnya.
"Saya minta pelaku dihukum setimpal sesuai dengan perbuatannya karena telah menghilangkan nyawa adik saya," harap perempuan yang tinggal di Perum Griya Bhayangkara Permai Blok LL 14, Sidoarjo itu.
Diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan Fendik terjadi pada Jumat (23/3/2018) lalu.
Namun karena ditemukan beberapa kejanggalan, akhirnya polisi melakukan penyelidikan.
Hasilnya kurang dari 2 x 24 jam polisi berhasil mengungkap kasus tersebut.
Ternyata korban Fendik tewas karena dihabisi istri sendirinya menggunakan palu.
Perbuatan nekat itu dilakukan ibu dua anak tersebut, karena gelap mata Fendik memiliki wanita idaman lain. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang Suami Tewas Setelah Disiram Istrinya dengan Air Panas"