TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Mila, seorang warga di Perumahan Palma Residence, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, mengungkapkan detik-detik penggerebekan terhadap Satriandi.
Mila tinggal hanya berjarak beberapa rumah saja, dari kediaman Satriandi yang didatangi aparat.
Diceritakannya, penggerebekan dimulai sekitar pukul 06.30 WIB.
Saat itu polisi yang datang, menyuruhnya untuk masuk ke dalam rumah.
Dia sempat kaget, karena polisi yang datang jumlahnya lumayan banyak.
"Saya disuruh masuk di rumah. Tak lama baru terdengar suara tembakan, banyak," ungkapnya saat diwawancarai Tribunpekanbaru.com.
Mila sendiri mengaku tak kenal dengan Satriandi.
Lantaran Satriandi juga jarang terlihat, dan tak bergaul dengan masyarakat.
"Kurang tahu juga dia siapa. Tidak kenal juga," akunya.
Sepengetahuannya, menurut tetangga yang lain rumah yang ditempati Satriandi, adalah rumah neneknya.
"Kata adek yang di situ katanya ini rumah punya neneknya," tutur dia.
Sementara itu warga lainnya bernama Lukman, awalnya dia mendengar tiga kali suara tembakan.
"Warga yang ada di luar rumah langsung disuruh masuk ke dalam. Pas itu kelihatan ada orang lari manjat tembok antara perumahan ini sama sekolah. Polisi langsung ngejar," tuturnya.
Lukman bahkan membeberkan, pada malam harinya, sudah ada beberapa polisi yang melakukan pengintaian.
"Mereka salat di Musala kemarin tapi nggak pakai baju polisi," ucapnya.
Tertembak Saat Panjat Pagar Tembok TK
Bandit kakap Satriandi tewas tertembak pada saat memanjat pagar tembok sekolah taman kanak-kanak (TK).
Sekolah TK tersebut masih satu komplek dengan Pondok Pesantren Babussalam yang bersempadan dengan perumahan Palma Residence, Tampan, Kota Pekanbaru, tempat persembunyian Satriandi Cs.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Pol Hadi Purwanto memaparkan, awal mula timnya melakukan penggerebekan di kediaman Satriandi, Selasa (23/7/2019), sekitar pukul 06.30 WIB.
Penggerebekan terjadi di sebuah rumah di Blok A Nomor 6, Palma Residence, Jalan Sepakat, Kelurahan Sidomulyo Barat.
Pada saat personel sedang melakukan penggerebekan, Satriandi Cs mengeluarkan tembakan dari arah dalam rumah.
"Saat tim maju, mereka melepaskan tembakan. Akhirnya terjadi kontak senjata," kata Kombes Pol Hadi.
Saat baku tembak terjadi, Satriandi Cs mencoba kabur melalui pintu belakang rumah.
Satriandi tertembak pada saat memanjat pagar tembok yang menyekat perumahan Palma Residence dengan komplek Pondok Pesantren Babussalam.
"Mereka kabur lewat belakang, tapi begitu manjat pagar kita tembak," ujarnya.
Baca: Tante Jual Keponakannya Seharga Rp 10 Juta, Terungkap Saat Polisi Menyamar Jadi Pembeli
Ia mengungkapkan, penyelidikan terhadap Satriandi Cs sudah dilakukan selama 4 hari.
Awalnya petugas melakukan penangkapan terhadap satu pelaku bernama Randi Novrianto.
"Kemudian hasil interogasi terhadap Randi, dia menyebutkan bahwa di dalam rumah ada Satriandi dan satu lainnya, Ahmad Royand. Mereka menguasai senjata api," ujarnya.
Siapa Satriandi?
Satriandi adalah seorang mantan anggota kepolisian yang dipecat karena terlibat kasus peredaran narkoba.
Kini ia kembali kembali berulah, namun akhirnya tewas dalam baku tembak dengan polisi pada Rabu (23/7/2019) pagi.
Saat itu bersama seorang teman satu sel yang membantunya berjalan, Santriandi kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekanbaru, Rabu (22/11/2017) sore, hampir dua tahun lalu.
Ia membuat petugas jaga tidak berdaya dengan menodongkan senjata api.
Diduga senjata api itu berasal dari Hasbi dan Resti, yang datang mengunjunginya di Lapas pada pagi hari.
Kuat dugaan Hasbi dan Resti pula lah menyediakan mobil yang siap di depan Lapas, menunggu Satriandi dan rekannya, Nugroho, keluar dari Lapas dan kabur.
Baca: Pengakuan Brigpol IP Hingga Menembak Mati Ridwan yang Coba Memalaknya
"Mereka kabur dari dalam (Lapas) dengan menodongkan senjata," kata Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Pekanbaru Kombes Pol Susanto.
Kapolres segera turun ke Lapas begitu mengetahui Satriandi melarikan diri.
"Saat ini petugas tengah memburu kedua orang itu," imbuhnya.
Satriandi masuk penjara karena kasus pembunuhan, menembak mati sesama pengedar narkotika di awal tahun 2017, dengan hukuman 12 tahun penjara.
Sedangkan Nugroho merupakan terpidana kasus pencurian dengan hukuman dua tahun penjara.
Keduanya menghuni sel yang sama di Lapas Kelas II A Pekanbaru.
Berdasarkan keterangan petugas Lapas, kemarin siang, sekitar pukul 11.00 hingga pukul 11.26 WIB, Nugroho dikunjungi dua orang bernama Hasbi dan Resti.
Sorenya, sekitar pukul 16.40 WIB, Satriandi dan Nugroho hendak pergi ke pintu depan Lapas dengan alasan mengambil barang.
Baca: Bukan Sopir Truk, Pelaku Penembakan Pemalak di Palembang Ternyata Oknum Anggota Polres OKI
Akan tetapi, petugas jaga tidak mengizinkan.
Satriandi tiba-tiba mengeluarkan senjata api dan menodong petugas.
Setelah membuat petugas tidak berdaya, Satriadi dengan dibantu Nugroho berjalan menuju pintu depan.
Mereka dengan mudah membuka pintu terakhir Lapas yang sore itu tidak digembok.
Pelarian Satriandi seperti sudah diatur dengan rapi.
Pasalnya, di depan Lapas sudah menunggu mobil Kijang Innova.
Mereka pun tancap gas meninggalkan lembaga pemasyarakatan.
Menurut Kapolresta, senjata api yang digunakan Satriandi bukan milik petugas yang dirampas.
Senjata itu diduga diperoleh dari Resti dan Hasbi yang menjenguk Satriandi pada Rabu pagi.
"Setelah mereka keluar, di depan Lapas sudah menunggu mobil minibus Innova warna hitam yang diduga dibawa Resti dan Hasbi, yang kemudian menjadi sarana kaburnya Satriandi dan juga Nugroho," papar Kapolresta.
Baca: Duka Keluarga Salman Alfarisi, Korban Jatuhnya Pesawat Cessna 172
Baku Tembak
Aparat kepolisian dikabarkan terlibat baku tembak dengan pelaku kejahatan di Perumahan Palma Residence, Jalan Sepakat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Selasa (23/7/2019).
Menurut informasi, dua orang tewas diterjang timah panas polisi, seorang di antaranya adalah Satriandi.
Satriandi merupakan buronan aparat sudah sejak lama.
Dia terlibat kasus narkoba kelas kakap.
Bahkan Satriandi kabur saat menjalani masa tahanan dari Lapas Klas II A Pekanbaru.
Dari pantauan Tribun, puluhan personel kepolisian masih berada di lokasi.
Termasuk tim Gegana dari Satuan Brimobda Polda Riau.
Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto membenarkan perihal adanya peristiwa ini.
"Iya ini tim lagi melakukan sterilisasi," ungkapnya.
Sunarto memaparkan, pelaku yang tewas ini memang Satriandi.
"Iya, informasi dari keluarganya begitu," paparnya. (Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Detik-detik Satriandi Digerebek di Pekanbaru, Warga Diminta Masuk Rumah, Terdengar Banyak Tembakan