Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi pada Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan. Saat ini PVMBG masih mengevaluasi data lengkapnya.
"Intinya masih dievaluasi karena aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi gempa hembusan yang berfluktuasi dan masih kami evaluasi data lengkapnya," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun melalui pesan singkat.
Namun secara umum, kata dia, variasi gempa hembusan berfluktuasi ini pernah terjadi di tahun tahun sebelumnya.
Hal tersebut akibat efek perubahan muka air tanah akibat perubahan musim.
Atas hal tersebut, pihaknya mengimbau agar warga atau pengunjung wisata Tangkuban Parahu tidak mendekati Kawah Ratu dan Kawah Upas karena adanya gas-gas vulkanik yang berbahaya bagi manusia.
"Atas kejadian ini wisatawan agar tidak turun mendekat ke kawah aktif serta tetap mengikuti perkembangan dari BPBD dan pengelola (Gunung Tangkuban Parahu)," katanya.
Ia mengatakan, evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu hingga beberapa hari ke depan akan selesai, saat ini datanya masih terus dikumpulkan dan dianalisis.
"Intinya tergantung kapan ada perubahan muka air tanah, yang naik turunnya muka air tanah bergantung musim, tapi ini semua baru dugaan, karena evaluasi dan analisis kami belum final," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Foto-foto Dampak Erupsi Gunung Tangkuban Parahu, Abu Tebal Selimuti Mobil, Langit Tampak Lebih Gelap, https://jabar.tribunnews.com/2019/07/26/foto-foto-dampak-erupsi-gunung-tangkuban-parahu-abu-tebal-selimuti-mobil-langit-tampak-lebih-gelap?page=all.