Foto-foto Dampak Erupsi Gunung Tangkuban Parahu, Abu Tebal Selimuti Mobil, Langit Tampak Lebih Gelap
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Warga di wilayah Bandung Raya dikagetkan oleh erupsi Gunung Tangkuban Parahu, Jumat (25/7/2019).
Menurut keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi pada pukul 15.48.
Sejumlah foto-foto yang menunjukkan abu tebal dan dampak erupsi pun beredar di media sosial dan aplikasi perpesanan instan WhatsApp.
Melalui akun Twitter resminya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga turut membagikan beberapa foto terkini.
Akibat erupsi Gunung Tangkuban Parahu, abu vulkanik terlihat bertebaran ke wilayah permukiman dan daerah wisata di sekitarnya.
Abu tebal juga terlihat menempel di mobil-mobil.
Di kaca depan sebuah mobil, tampak abu itu menumpuk tebal.
Tak hanya di kaca depan mobil, abu tebal tersebut juga menyelimuti bagian atas.
Mobil terlihat sudah dikosongkan, beberapa orang tampak berdiri di sekitarnya.
Di foto lainnya, kolom abu tebal terlihat membubung tinggi di atas Gunung Tangkuban Parahu.
Langit di sekitar lokasi pun berubah menjadi lebih gelap dari biasanya.
PVMBG menjelaskan, tinggi kolom abu itu teramati mencapai 200 meter di atas puncak.
Abu tebal tersebut mengarah condong ke arah timur laut dan selatan.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi kurang lebih 5 menit 30 detik," tulis Kepala PVMBG, Kasbani, dalam keterangan terulis yang diterima TribunJabar.id.
Gunung Tangkuban Parahu saat ini masih berada pada status level I atau normal.
Ada beberapa rekomendasi yang diberikan PVMBG.
Pertama, masyarakat, pengunjung, atau wisatawan di sekitar Gunung Tangkuban Parahu tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.
Pengunjung juga tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.
"Serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia," tulis Kasbani.
Pihak PVMBG juga meminta masyarkat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik.
Letusan itu bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.
Aktivitas Meningkat
Sebelumnya diberitakan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung Barat kembali meningkat.
Hal itu berdasarkan pengamatan visual Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Senin (22/7/2019).
Dari hasil rekaman seismograf PVMBG, terpantau sudah terjadi 425 kali gempa.
Hembusan dan Asap kawah utama bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal
Selain itu sudah terjadi dua kali gempa Tremor Harmonik, tiga kali gempa frekuensi rendah, tiga kali gempa vulkanik dalam, dan tiga kali gempa tektonik jauh.
• Gunung Tangkuban Parahu Erupsi, Mobil-mobil Tertutup Abu, Lagi Rawan, Lagi Meletus
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi pada Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan. Saat ini PVMBG masih mengevaluasi data lengkapnya.
"Intinya masih dievaluasi karena aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi gempa hembusan yang berfluktuasi dan masih kami evaluasi data lengkapnya," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun melalui pesan singkat.
Namun secara umum, kata dia, variasi gempa hembusan berfluktuasi ini pernah terjadi di tahun tahun sebelumnya.
Hal tersebut akibat efek perubahan muka air tanah akibat perubahan musim.
Atas hal tersebut, pihaknya mengimbau agar warga atau pengunjung wisata Tangkuban Parahu tidak mendekati Kawah Ratu dan Kawah Upas karena adanya gas-gas vulkanik yang berbahaya bagi manusia.
"Atas kejadian ini wisatawan agar tidak turun mendekat ke kawah aktif serta tetap mengikuti perkembangan dari BPBD dan pengelola (Gunung Tangkuban Parahu)," katanya.
Ia mengatakan, evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu hingga beberapa hari ke depan akan selesai, saat ini datanya masih terus dikumpulkan dan dianalisis.
"Intinya tergantung kapan ada perubahan muka air tanah, yang naik turunnya muka air tanah bergantung musim, tapi ini semua baru dugaan, karena evaluasi dan analisis kami belum final," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Foto-foto Dampak Erupsi Gunung Tangkuban Parahu, Abu Tebal Selimuti Mobil, Langit Tampak Lebih Gelap, https://jabar.tribunnews.com/2019/07/26/foto-foto-dampak-erupsi-gunung-tangkuban-parahu-abu-tebal-selimuti-mobil-langit-tampak-lebih-gelap?page=all.