TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Kapolres Aceh Tenggara (Agara), AKBP Rahmad Hardeny Yanto Eko Saputro SIK, berjanji akan terus memproses dan mengungkap siapa pelaku teror terhadap insan pers di wilayah hukumnya.
Sebab, Kapolres menilai kasus tersebut menciderai keamanan di Agara yang selama ini sangat kondusif.
Karena itu, Kapolres memastikan pihaknya akan terus bekerja untuk segera mengungkap kasus dugaan pembakaran rumah Asnawi Luwi, wartawan Serambi di Agara dan dugaan pembakaran Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) setempat oleh orang yang belum teridentifikasi.
Penjelasan itu disampaikan AKBP Rahmad Hardeny menjawab wartawan termasuk Serambi, di ruang kerjanya, kemarin, terkait tindak lanjut yang dilakukan dalam mengusut kedua kasus dugaan pembakaran tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, rumah semi permanen milik Asnawi Luwi, diduga dibakar orang tak dikenal (OTK) pada Selasa (30/7/2019) sekitar pukul 01.30 WIB.
Akibatnya, hampir seluruh bagian rumah, satu mobil Honda Mobilio, dan seluruh barang milik korban, hangus terbakar.
Dua hari kemudian atau tepatnya pada Kamis (1/8/2019) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB, giliran Kantor PWI Agara yang berlokasi di Desa Pulonas, Kecamatan Babussalam, diduga dibakar OTK.
Beruntung, kantor itu hanya terbakar di bagian pintunya karena cepat diketahui oleh penjaganya.
Bahkan, saat ditemui wartawan kemarin, Kapolres Agara mengatakan pihaknya baru selesai mengikuti rapat membahas kemajuan penyelidikan pembakaran rumah Asnawi Luwi dan upaya percobaan pembakaran Kantor PWI Agara.
Baca: Misteri Pembunuhan Amelia Mahasiswi Lulusan IPB Mulai Terkuak, Pelakunya Tertangkap di Cianjur
Baca: Pelaku Perusakan Rumah Menteri Susi Ditangkap, Ibunda Mengaku AS Sangat Membenci Menteri Susi
Baca: Warga Pesisir Pelabuhan Ratu Sempat Panik, Air Laut Surut Ternyata Hanya Hoaks
"Kedua kasus ini sedang dalam penyelidikan dan kami sudah memeriksa delapan saksi. Bahkan, ke depan kami akan memperbanyak saksi," ujar AKBP Rahmad Hardeny.
Dikatakan, pihaknya belum bisa menyampaikan kesimpulan terkait penyelidikan karena masih menunggu hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium forensik (Labfor) Polri Cabang Medan.
Ia berharap hasil itu akan keluar dalam sepekan ke depan.
"Hasil labfor mungkin ada seminggu lagi, jadi kita tunggu dulu. Setelah itu baru dapat disimpulkan," timpalnya.
Sejauh ini, lanjut Kapolres, kondisi keamanan di Agara masih terkendali.
Karena itu, ia meminta wartawan tidak takut dalam bertugas karena pihaknya akan terus memberi pengamanan.
Polda Mem-backup
Kapolres juga mengatakan, Polda Aceh akan mem-backup pihaknya dalam menyelidiki kedua kasus pembakaran tersebut.
"Besok (hari ini-red) Kasubdit Direskrimsus Polda Aceh turun ke Kutacane," ujar AKBP Rahmad Hardeny didampingi Kasatreskrim Iptu Kabri dan Kanit Tepiter Ipda Yoesnedi.
Saat ini, menurutnya, tim Polda Aceh juga sudah berkerja membantu Polres Agara menyelidiki kasus tersebut.
Kapolres juga mengungkapkan, Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Rio S Djambak, ikut prihatin atas kasus pembakaran rumah Asnawi Luwi dan Kantor PWI Agara.
"Pak Kapolda Aceh turut prihatin atas kejadian itu dan berharap dapat diproses sesuai prosedur," katanya.
AKBP Rahmad Hardeny menyebutkan, pihaknya juga akan berkunjung ke kediaman Asnawi Luwi di Desa Lawe Loning, Kecamatan Lawe Sigala-Gala.
"Kami berharap keluarga korban atau Asnawi dapat memberi keterangan lebih dalam secara cepat," harapa Kapolres.
Pihaknya tetap akan bertindak profesional dan menyelidiki kasus teror tersebut. Kapolres berharap kasus serupa tak terulang lagi di masa mendatang.
Sebab, menurutnya, selama ini di Agara tak pernah terjadi hal-hal yang menganggu keamanan.
"Hubungan antarwarga di Agara termasuk antarkelompok berbeda agama pun berjalan sangat baik," katanya.
Asnawi saat ditemui Serambi, kemarin, bersama keluarga ia baru saja menggelar doa bersama dengan sanak famili dan tetangga.
Sementara Lisnawati, istri Asnawi Luwi, hingga kini masih trauma.
Ibu tiga anak yang sehari-hari bertugas sebagai bidan desa di Lawe Rakat, Kecamatan Lawe Sigala-gala, ini mengaku tak lagi sanggup bertahan tinggal di Agara karena selalu dihantui rasa takut.
Untuk itu, Lisnawati berharap kasus yang menimpa keluarganya segera terungkap.
Jika tidak diungkap tuntas secepatnya, ia khawatir kasus serupa akan terjadi lagi di masa mendatang.
Ia juga mengaku tak berani lagi bertugas di desa tempatnya selama ini bekerja memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
"Jangankan ke desa Lawe Rakat, keluar dari desa Lawe Loning saja saya tidak berani lagi. Saya juga selalu awasi ketiga anak kami agar jangan bermain jauh-jauh dari rumah. Sebab, saya yakin orang yang meneror kami masih berkeliaran daan terus mengintai keluarga kami. Karena itu, tolonglah Pak Kapolri, Pak Kapolda, dan Pak Kapolres, untuk segera menangkap pelaku yang meneror dan membakar rumah kami," kata Lisnawati.(lid)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Polisi Janji Ungkap Pelaku Teror di Agara Terkait Dugaan Pembakaran Rumah Wartawan Serambi