News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erupsi Gunung Tangkuban Parahu

Antisipasi BPBD Kabupaten Bandung Barat Sikapi Erupsi Gunung Tangkuban Parahu

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas membersihkan debu di jalur pejalan kaki dan pagar di sekitar Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (29/7/2019). Pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu mengatakan, wisata Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu akan dibuka kembali setelah kawasan wisata tersebut bersih dari debu vulkanik. Tribun Jabar/Gani Kurniawan

Meski begitu, letusan freatik pun masih bisa membahayakan orang di sekitarnya.

"Orang tidak akan mati terkena letusan freatik, kecuali kalau dekat sekali," kata Surono.

"Namun demikian, wisata untuk Tangkuban Perahu itu terlalu dekat dengan titik letusan, kawah ratu," imbuhnya menyayangkan.

Aktivitas wisata terlalu dekat, mitigasi kurang

Sejumlah wisatawan mengabadikan momen liburan mereka dengan latar Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (27/6). Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu bisa menarik sedikitnya tujuh ribu pengunjung setiap harinya saat libur panjang seperti Idul Fitri 1438 Hijriah ini. The Jakarta Post/Arya Dipa (The Jakarta Post/Arya Dipa)

Baca: Gibran- Kaesang Populer di Survei Calon Walikota Solo

Kepada Kompas.com, Jumat (26/07/2019), Surono menyebut sering tidak akur dengan pengelola wisata di Tangkuban Parahu karena masalah aktivitas wisatawan yang terlalu dekat.

Surono juga menyoroti bagaimana Tangkuban Parahu menjadi destinasi wisata andalan di Jawa Barat, bahkan di Indonesia.

Dia menyayangkan, meski menjadi wisata andalan tapi mitigasi di gunung tersebut belum menjadi prioritas.

"Tangkuban Perahu ini menjadi tujuan wisata andalan bagi Jawa Barat, bagi Indonesia juga. Ini harus ada jaminan mitigasi berjalan dengan baik," tutur Surono.

Surono lebih khawatir pada kepanikan warga saat erupsi, bukan letusannya

Bukan perkara letusannya yang dikhawatirkan Surono akan membahayakan para wisatawan, melainkan kepanikan orang saat erupsi itu sendiri.

"Andai ada letusan lalu terjadi kepanikan, orang bisa celaka bukan karena letusan gunung apinya tapi karena kepanikan itu sendiri," ujar Surono.

Baca: Tangkuban Parahu Belum Stabil, Masih Keluarkan Embusan Gas dan Air

Baca: BMKG: Kecil Kemungkinan Erupsi Tangkuban Parahu Aktifkan Sesar Lembang yang Berujung Gempa Besar

"Sekarang orang lari tidak pakai kaki lagi, tapi mesin. Entah itu motor, mobil, dan sebagainya," tambahnya.

Kepanikan dapat meicu orang ingin segera turun menggunakan moda tercepat.

Ketika itu terjadi, hal paling buruk adalah masalah kecelakaan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini