TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, merupakan waduk buatan dengan mengaliri air dari Sungai Cimanuk.
Ketika musim kemarau dan air menyusut hingga 20 meter kubik per detik, puing-puing bekas permukiman pun tampak mirip kota yang hilang.
Beberapa bekas tanda kehidupan di bawah waduk Jatigede itu di antaranya bekas rumah-rumah warga, pemakaman umum ingga jalan provinsi.
Puing-puing itu berada di desa eks genangan di Kecamatan Darmaraja dan Wado.
Fenomena itu menjadi daya tarik warga. Mereka pun berkunjung ke Waduk Jatigede itu hanya untuk melihat bekas permukiman.
Bahkan, ada pula warga yang membuka warung kopi di daerah itu setelah melihat antusias penggunjung yang begitu besar ke Waduk Jatigede.
Baca: Sukses Ciptakan Baterai dari Ampas Kopi, Dua Siswa Taruna Bakti Bandung Sabet Emas di Korea
Baca: Driver Ojol Madiun Ditemukan Tewas Penuh Luka di Malam Idul Adha, Darah Kering Menempel di Dinding
Baca: Dukung Capaian Target 20 Juta Wisatawan, Janji Kampanyekan Indonesia Ramah
Wati (40), misalnya. Ia mengaku saat Waduk Jatigede surut seperti ini, lebih banyak pengunjung datang. Apalagi pada hari Sabtu dan Minggu serta hari-hari libur, pengunjung akan membeludak.
"Ramai saat surut seperti sekarang. Apalagi Sabtu, Minggu sama hari libur. Di sini penuh. Beda waktu airnya penuh masih sedikit yang datang," kata Wati di warungnya di eks Desa Cibungur, Kecamatan Darmaraja.
Pada musim kemarau ini, eks jalan provinsi yang sebelumnya tergenang air Waduk Jatigede kembali muncul ke permukaan, Sabtu (11/8/2019).
Menurutnya, ketika air penuh, warungnya bakal terendam sehingga ia memindahkannya ke tempat yang lebih tinggi.
Salah seorang petani asal Desa Nanggareng, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, Sugita Praja (80), mengatakan, dalam 1x24 jam, ketinggian air waduk surut 50 centimeter hingga 1 meter akibat kemarau.
Jadi lokasi wisata baru Sementara itu, Cecep (38), warga asal Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, mengaku sengaja datang untuk liburan ke Waduk Jatigede.
Sayang, kata Cecep, di sekitar Waduk Jatigede belum terdapat hotel atau penginapan sehingga saat berlibur hanya bisa melakukan perjalanan pulang, pergi Tasik- Sumedang.
Cecep mengaku datang bersama keluarganya karena penasaran. Sehingga datang ke Waduk Jatigede karena ingin melihat penampakan bangunan-bangunan bermunculan di wilayah genangan Waduk Jatigede.
"Iya katanya hotel ada di kota, jarak dari sini (Waduk Jatigede) sekitar 25 kilometer. Cukup jauh, jadi harus pulang pergi," katanya. (Aam Aminullah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penampakan Waduk Jatigede Sumedang saat Surut Mirip Kota yang Hilang",