2. Ada provokasi dari konten media sosial
Karo Penmas Divisi Humas Polri Dedi Prasetyo menyatakan, kerusuhan di Manokwari diakibatkan adanya massa yang terprovokasi oleh sebuah konten di media sosial tentang peristiwa yang terjadi di Surabaya.
Dedi pun menyayangkan kondisi yang terjadi di Manokwari, padahal Manokwari dikenal sebagai kota paling aman di wilayah Papua.
Menurutnya peristiwa yang terjadi di Surabaya sebenarnya sudah cukup kondusif dan telah ditangani Polri.
Saat ini akun penyebar konten tersebut sedang ditelusuri pihak kepolisian untuk diselidiki Identitasnya.
Dedi Prasetyo mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan turut menjaga situasi kondusif Manokwari.
Lebih lanjut, ia mempersilakan masyarakat menyampaikan aspirasi di depan publik asal tidak melakukan tindakan anarki.
Juga tidak melaukukan perusakan fasilitas publik dan melakukan pemblokiran jalan.
Baca: Gedung DPRD Hingga Bekas Kantor Gubernur Papua Barat Dirusak Pendemo
3. Langkah Polri cegah warga Papua se-Indonesia turun ke jalanĀ
Polri menggandeng tokoh masyarakat Papua di seluruh Indonesia menyusul kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/8/2019).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, upaya kepolisian tersebut demi mencegah warga Papua yang ada di penjuru Indonesia turun ke jalan.
"Kami melibatkan seluruh tokoh masyarakat. Kemudian tokoh adat Papua setempat untuk bersama-sama memberikan edukasi, lalu memberikan pencerahan kepada masyarakat (Papua di daerahnya masing-masing) tentang situasi yang sebenarnya (di Manokwari)," ujar Dedi di Mabes Polri, Senin pagi.
Kepolisian pun berharap warga Papua yang ada di penjuru Indonesia dapat menahan diri serta tidak terprovokasi.
Kkhususnya oleh pesan berantai di media sosial yang membentuk opini tertentu.