TRIBUNNEWS.COM, TEGAL - Rekonstruksi dilakukan dalam kasus pembunuhan gadis yang ditemukan dalam karung di Tegal. Polisi menyebut pelaku tampak tak menyesali perbuatannya.
Tak hanya itu, pelaku juga masih bercanda saat rekonstruksi.
Rekonstruksi terhadap pembunuhan NH (16), gadis yang ditemukan dalam karung tinggal tulang belulang di Tegal, dilakukan di Lapangan Aspol Kalibliruk, Slawi, pada Selasa (20/8/2019).
NH dibunuh oleh lima temannya yakni AM (20), MS (18), SA (24), NL (17), dan AI (15).
Saat rekonstruksi berlangsung, mereka sempat bercanda. Bahkan pelaku juga sempat tertawa saat melakukan reka adegan.
Baca: 5 Fakta Pembunuhan Gadis 14 Tahun di Riau, Kronologi hingga Korban Diperkosa Saat Tak Sadarkan Diri
Hal ini disampaikan oleh Kasatreksrim Polres Tegal AKP Bambang Purnomo.
Bambang menduga, hal ini lantaran kasus tersebut telah terjadi berbulan-bulan.
"Para pelaku memang tampak tak ada penyesalan.
Masih sempat bercanda. Hal itu karena kasus pembunuhan sudah terjadi berbulan-bulan lalu, tepatnya April 2019 lalu," katanya, Selasa (20/8/2019) dikutip dari Tribun Jateng.
Baca: Dua Terdakwa Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Pagaralam Divonis Hukuman Mati
Dalam rekonstruksi tersebut, tersangka memperagakan 35 adegan reka ulang.
Bambang menambahkan, pihaknya tak melakukan rekonstruksi di TKP karena situasi yang tidak memungkinkan.
"Kami tidak ambil di TKP aslinya karena situasi di sana tidak memungkinkan. Akses juga buruk," katanya.
Pemerkosa sudah beristri
NH sempat diperkosa oleh AM (20) yang juga merupakan kekasihnya sendiri, sebelum dibunuh.
Mengutip dari Kompas.com, polisi menyebut, AM merupakan pria yang sudah memiliki istri.
Kasatreskrim Polres Tegal, AKP Bambang Purnomo mengatakan, NH sebelumnya sempat bertunangan dengan warga Pemalang pada Januari 2019.
Hubungan NH dengan tunangannya kemudian berhenti di tengah jalan.
NH lalu menjalin asmara dengan AM.
Pelaku Pandai Menutupi
Bambang menilai, lima pelaku pembunuhan pandai menutupi berbuatan yang dilakukannya.
Saat diinterogasi, kelima pelaku menunjukkan sikap yang tenang seperti tidak menyesali perbuatan keji tersebut.
Kelima pelaku juga tetap melakukan kegiatan sehari-hari setelah melancarkan aksinya sekitar empat bulan lalu.
Seorang pelaku bahkan ada yang menghadiri pemakaman korban.
Satu pelaku lain juga ikut menyaksikan evakuasi di TKP.
“Usai membunuh pelaku tetap melakukan kegiatan sehari-hari, artinya tidak kabur. Mereka diamankan di rumah masing-masing."
"Bahkan satu di antaranya ada yang sempat menghadiri pemakaman korban. Ada pula yang turut menyaksikan evakuasi di TKP,” katanya di Mapolres Tegal, Kamis (15/8/2019), dikutip dari Kompas.com.
Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, polisi bahkan juga harus melakukan pemeriksaan berulang kali.
Kelima pelaku disebut berbelit saat dimintai keterangan sejak awal.
Bambang juga menilai, kelima pelaku menganggap perbuatan keji tersebut tak menimbulkan rasa bersalah atau takut dalam diri mereka.
“Saat dimintai keterangan sejak awal mereka tenang. Berbelit, dan bolak balik. Saya sempat heran. Menurut saya mereka melakukan kejahatan spontan yang mereka anggap tidak perlu merasa bersalah atau takut,” tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Ironis, Pelaku Pembunuhan Nurhikmah Mayat Dalam Karung di Tegal Malah Tertawa Saat Rekonstruksi, https://jateng.tribunnews.com/2019/08/20/ironis-para-pelaku-pembunuhan-mayat-dalam-karung-di-tegal-malah-tertawa-saat-rekonstruksi.