TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Harapan petani di lahan kering tepatnya di Dusun Widoro Lor, Desa Bendung, Kecamatan Semin, Gunung Kidul muncul lagi, tatkala melihat air bersih menyembur deras tanpa pompa air.
Kejadian itu berawal ketika petani setempat bernama Suyadi, warga Dusun Garotan, Desa Bendung, Kecamatan Semin yang membuat sebuah sumur bor di lahan tani miliknya.
Sumur itu awalnya dibuat dengan tujuan lahan tani miliknya tidak terdampak kekeringan saat musim kemarau tiba.
Seperti pada tahun sebelumnya, lahan pertanian miliknya terlihat sudah kering, tanah di lahan tersebut sudah mengalami retak-retak.
Hingga akhirnya pada Senin lalu, ia menyewa jasa pembuat sumur bor.
Suyadi menceritakan sebelum dilakukan pengeburan, pihak pengebor melihat daerahnya dengan sebuah alat, dan ditentukan di titik tersebut ada sumber air, namun tidak diketahui bahwa debit airnya cukup besar.
Pengeboran dilakukan dari pukul 10.00 hingga 16.00, saat itu tukang sedang beristirahat dan pengeboran rencananya dilakukan di hari berikutnya.
Baca: Donald Trump dan Greenland: Mengapa presiden AS ingin beli wilayah Denmark?
Tak disangka oleh Suyadi dan para pengebor sumur, tiba-tiba air naik ke permukaan tanpa disedot menggunakan pompa air.
"Tahu-tahu air naik ke permukaan dengan deras, lalu dipasang sebuah pipa berukuran kurang lebih 4 inch. Dari hari Senin sore itu air sudah keluar sampai saat ini air masih keluar, niatan saya membuat sumur bor dan airnya bisa dimanfaatkan tetangga sekitar," ucapnya, Rabu (21/8/2019).
Pantauan Tribunjogja, air masih menyembur dengan kencang.
Masyarakat berinisiatif untuk membuat saluran air yang digunakan untuk mengairi sawah yang telah mengering.
Warga terlihat memasang pipa-pipa berukuran kecil, satu diesel terletak tak jauh dari lokasi munculnya air.
Selain membuat aliran air, warga berkumpul membawa jeriken untuk membawa air ke rumahnya.
Sebagian lagi mereka memanfaatkan air untuk membasuh muka, kaki, hingga meminum air sumber tersebut.
Menurutnya petani sekitar hanya memanfaatkan air yang berada di sungai tak jauh dari lahan pertanian.
"Saya melihat desa sebelah memiliki sumur bor, sedangkan di daerah saya belum ada sumur bor. Saya berdoa agar bisa membuat sumur bor, Alhamdulillah sumur sudah ada bahkan sampai menyembur semoga bisa dimanfaatkan untuk masyarakat dan lahan pertanian," ujarnya.
Lahan pertanian di lokasi tersebut biasanya ditanami berbagai jenis sayuran seperti terong, jagung, dan tumbuhan palawija.
"Kalau untuk menanam padi tanahnya yang tidak cocok," imbuh Suyadi.
Satu di antara warga memberanikan diri untuk merasakan air yang menyembur ke permukaan, yaitu Suratman warga sekitar.
Baca: Cantik Banget Make Up Mutia Ayu Saat Pernikahannya dengan Glenn Fredly, Intip Fotonya!
Saat dirasakan menurutnya ada yang berbeda dari air mineral seperti biasa.
"Berbeda rasanya dan lebih segar dari pada air mineral," imbuhnya.
Sementara itu kakak pemilik sumur bor, Paidi menuturkan untuk mebuat sumur bor menghabiskan biaya sebesar Rp 5 juta.
"Debitnya stabil dari hari Senin sampai saat ini, dan air ini sudah disedot hingga jarak 300 meter. Itu saja pakai satu diesel, kalau menggunakan dua diesel saya rasa masih mampu," ucapnya.
Di sekitar lahan tersebut terdapat satu sungai dan bendungan yang telah mengering, menurut Paidi sungai dan bendungan tersebut sudah mengering sejak musim kemarau pertengahan.
"Alhamdulillah niat saya dan adik saya terkabul memiliki sumur bor, semoga bisa dimanfaatkan warga dan sekitar untuk mengatsi kekeringan di daerah ini mengingat daerah ini termasuk daerah kering," tuturnya. (Tribunjogja.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Tak Diduga Tak Disangka Air Menyembur di Lahan Kering Retak-retak Gunung Kidul