News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fenomena Ayam Kampus di Palembang: Takut Terkena Penyakit tapi Terhimpit Ekonomi

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI prostitusi ayam kampus

Fenomena Ayam Kampus di Palembang: Takut Terkena Penyakit tapi Terhimpit Ekonomi

TRIBUNNEWS.COM - Kisah oknum mahasiswi yang masuk dalam dunia prostitusi atau menjadi ayam kampus diwilayah Palembang mencuat ke publik setelah penelusuran yang dilakukan oleh Sriwijaya Post.

Meski sama-sama menjajakan seks, namun ayam kampus melakukan dengan cara yang berbeda dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) pada umumnya.

Para pelaku bisnis esek-esek yang merupakan mahasiswa ini menggunakan beragam aplikasi media sosial atau tawaran dari mulut ke mulut dalam mencari pelanggan.

Salah satu pengguna jasa ayam kampus, Boy menuturkan pengalamannya ketika menggunakan jasa ayam kampus.

Seperti ditulis Sriwijaya Post, Ia lebih memilih menggunakan ayam kampus daridapa PSK pada umumnya karena soal pelayanan dan attitude.

Boy yang merupakan pegawai swasta tersebut mengaku sering menggunakan jasa ayam kampus karena lebih profesional dan ramah.

Meski harus mengeluarkan tarif yang tinggi, Boy mengaku tak menyoalkan hal itu karena menurutnya kepuasan yang didapat sebanding.

"Ayam kampus itu lebih eksklusif dan berkelas, karena tidak sembarangan orang bisa pakai jasanya. Walau harus bayar Rp 2 juta tidak masalah yang penting lebih berkelas dan pelayanan memuaskan," bebernya.

Baca: Kisah DP Dijual Pacar Sendiri, Prostitusi Online via Aplikasi Smartphone

Baca: Prostitusi Berkedok Panti Pijat di Balikpapan Terbongkar,Pijatnya Cuma Rp 160 Ribu, Ada Plusnya

Diakui, salah satu ayam kampus berinisial MS, mengungkapkan dirinya memang memasang tarif yang tinggi minimal Rp 1 Juta untuk dan paling besar Rp 5 Juta. 

"Biasanya kalau saya sih langsung minta DP sama pelanggan kalau memang dia serius. Setelah ditransfer baru langsung ketemuan di lokasi dijanjikan. Jika dapat pelanggan yang sudah mapan biasanya suka kasih lebih. Ya bisa sampai Rp 10 juta," ungkapnya.

Sementara itu, untuk mengakali tingginya tarif yang dipatok, salah satu pemakai ayam kampus mempunyai cara tersendiri agar dapat tetap menggunakannya.

Sebut saja Jo, ia lebih memilih menjadikan ayam kampus sebagai teman untuk bersenang-senang.

Setelah satu-dua kali menggunakan jasa ayam kampus, Jo akan lebih mengakrabkan hubungannya lebih dekat dengan ayam kampus.

Menurutnya jika hubungan keduanya semakin akrab, ia mengaku tak perlu lagi mengeluarkan biaya yang cukup mahal tersebut.

Cukup membuka kamar di hotel dan diajak jalan pegawai swasta ini dengan leluasa menggunakan jasa si ayam kampus.

"Awal-awalnya bayar Rp 1 juta, setelah itu kita akrabin. Selanjutnya tinggal suka sama suka aja," jelasnya. 

Baca: Ayam Kampus Palembang, Selektif Pilih Pelanggan dan Pilih Hotel Minimal Bintang 3

Namun demikian, para ayam kampus tersebut mengaku tak mau menjadi simpanan om-om berkantong tebal.

Hal tersebut dilakukan guna mencari jalan aman agar tidak terjadi konflik dengan istri sah pelanggan yang merupakan om-om tajir.

"Kalau yang ngajak jadiin simpanan banyak, tapi saya nya yang nggak mau. Terlalu beresiko kalau gitu (jadi simpanan, red)," ujarnya.

MS mengaku pernah ada orang yang mengiming-imingi uang hinga Rp 20 juta agar mau menjadi simpanan pelanggan tersebut, namun ia bersikeras menolaknya.

"Pokoknya yang dicari itu duit, bukannya status. Kalau jadi simpanan itu terikat," kata MS.

Belakangan kasus terungkapnya beberapa kasus prostitusi online sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan ayam kampus.

Pasca terungkapnya beberapa kasus prostitusi online tersebut, membuat para ayam kampus lebih berhati-hati dan lebih selektif dalam menerima pelanggan.

"Kalu saya sih lebih pilih pelanggan, tidak mau dari kalangan mahasiswa atau orang yang kita tidak tahu latar belakangnya," ujar MS (21), salah seorang ayam kampus di perguruan tinggi swasta di Palembang.

Baca: Penuturan Ayam Kampus Kota Palembang: Terjerumus ke Dunia Kelam karena Pacar, Enggan Jadi Simpanan

Sementara itu, pelaku berinisal TY salah satu ayam kampus lain di Palembang juga mengaku lebih wanti-wanti dalam mencari pelanggan.

Dalam kesehariannya, TY selalu menggunakan yang tertutup, bahkan lingkungan kampus dan keluarga juga mengenakan model pakaian yang hampir sama dengan mahasiswa lainnya.

Secara kasat mata, tak banyak yang tahu bahwa dia adalah ayam kampus, pun dengan beberapa teman dekatnya.

Menurutnya salah satu keuntungan menjajakan diri melalui media sosial adalah dapat memilah pelanggan yang akan menggunakan jasanya.

Jika dirasa si pelanggan aman dan memiliki isi kantong tebal, barulah ia mau diajak bercinta.

"Saya lebih ke eksklusif, nggak mau sembarang pilih pelanggan. Nanti bisa-bisa rupanya kita dijebak. Apalagi sekarang kasus prostitusi online sedang maraknya diungkap," jelasnya.

Untuk modus yang biasa digunakan biasanya ayam kampus memasang foto cantik nan menggoda di beberapa aplikasi sosial media.

Kemudian, biasanya para pelanggan langsung chating dengan si ayam kampus untuk menanyakan bisa "dipakai" atau tidak.

Setelah si ayam mengaku bisa, kemudian komunikasi berlanjut untuk menentukan tarif dan lokasi untuk bercinta.

Jika ada konsumen yang tertarik menggunakan jasa si ayam kampus paling tidak menginginkan ngamar di hotel berbintang tiga.

Baca: Pengakuan Ayam Kampus Terjerumus ke Dunia Kelam, Mulai Kecewa Pacar Sampai Terdsak Kebutuhan

TY mengaku dalam seminggu ia hanya menerima pelanggan satu kali, namun jika ia sedang mood dan berkeinginan untuk mmbeli sesuatu, ia akan langsung meladeni pelanggan yang mau menggunakan jasanya.

"Ya tergantung mood juga sih. Tapi kalau mau beli sesuatu saya cari pelanggan," ujarnya.

Sempat berfikiran akan penyakit, TY mengaku, himpitan ekonomi secara terpaksa membuatnya tercebur dalam dunia ayam kampus hingga kini.

"Pernah kepikiran takut kena penyakit, cuma ya dibawa happy aja. Mau bagaimana lagi, karena kita memang butuh uang," bebernya.

Sementara itu, MS mengaku awal mula terjerumus ke dalam dunia hitam tersebut setelah semasa SMA keperawanannya direnggut oleh sang pacar.

Merasa sudah tak suci lagi, membuat wanita berambut panjang ini memilih terjun ke dunia ayam kampus saat masuk kuliah.

Selain itu, desakan faktor ekonomi membuat si ayam kampus lebih memilih jalan pintas dengan menjual diri untuk memenuhi gaya hidup.

"Kiriman orangtua dari kampung cukup untuk kuliah dan makan. Nah kalau mau biaya nongkrong dan beli barang terpaksa begini," jelasnya.

ILUSTRASI prostitusi ayam kampus (gannett-cdn.com)

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Gaya Hidup Ayam Kampus, Sekali Kencan Rp 10 Juta

(Tribunnews.com/Tio)/(Laporan Eksklusif dari Sripoku.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini