TRIBUNNEWS.COM, BALI - Dua orang pekerja bangunan ditemukan tewas Jumat (23/8/2019).
Keduanya ditemukan terkubur material tanah serta tumpukan batako, akibat musibah longsor.
Informasi yang dihimpun, longsoran itu terjadi pada sebuah tebing setinggi lima meter.
Tepat di depan tebing yang longsor, terdapat bangunan berbahan batako yang digunakan untuk tidur kedua pekerja bangunan tersebut.
Sementara korban diketahui bernama Fendi Akhmad (23), serta Gatot Wahyudi (45) asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Keduanya merupakan pekerja bangunan, untuk mengerjakan Penginapan di Banjar Pulu, Desa Songan B, Kintamani.
Musibah tersebut diketahui pada pagi hari sekitar pukul 07.30 wita, oleh buruh bangunan lain bernama I Nyoman Murah.
Pria 39 tahun itu mulanya hendak melanjutkan pekerjaan membuat dinding penahan tanah.
Namun ia terkejut saat mendapati bangunan tempat tinggal sementara dua rekannya, justru telah tertimbun longsor.
“Itu tanah yang diatas tebing longsor, dan menimpa bangunan didepannya yang ditempati oleh Fendi dan Gatot,” ucapnya.
Mendapati hal itu, Murah langsung kembali ke perkampungan untuk memberitahu warga serta bhabinktibmas setempat.
Selanjutnya bersama warga dan pihak Polsek Kintamani, dilakukan upaya evakuasi mencari tubuh dua rekannya.
Proses evakuasi membutuhkan waktu selama 45 menit.
“Saat ditemukan kondisinya sudah meninggal,” kata pria asal Banjar Bantas, Desa Songan ini.
Lanjut Murah, tempat tersebut rencananya akan dibangun sebuah penginapan.
Proses pembangunan sendiri dimulai sejak dua bulan silam untuk pembuatan fondasi.
Sedangkan kedua korban, baru bekerja dalam beberapa hari terakhir sebab hanya bertugas untuk memasang bangunan rumah kayu.
“Kalau dihitung baru dua hari (kerja). Sebab sebelumnya sempat pulang kampung karena ada hari raya Idul Adha. Sebelum itu mereka sudah bekerja empat hari,” jelasnya.
Sementara itu, pemilik bangunan I Ketut Mula mengungkapkan pihaknya mengetahui musibah tersebut sekitar pukul 08.00 wita, setelah mendapatkan kabar dari satu orang tukangnya via telepon.
Lanjut Mula, sebelumnya kedua buruh bangunan itu sudah kerap ditawarkan agar tidur dirumahnya.
Sebab dirumah tersebut juga terdapat tiga tukang lainnya.
Namun demikian, Mula mengaku tawaran tersbeut selalu ditolak keduanya.
“Sudah sejak awal bekerja saya tawarkan agar tidur dirumah, karena kan kasihan dingin disini. Namun oleh mereka selalu ditolak dengan alasan lebih nyaman tidur disini,” akunya.
Pria yang juga Kadus Banjar Pulu ini mengungkapkan, rencananya bangunan tersebut akan dibuat sebuah hostel dengan empat kamar.
Pihaknya mengaku tebing yang longsor itu sudah direncanakan untuk dibuatkan senderan, agar air tidak merembes.
“Ini yang digunakan mereka untuk tidur, rencananya menjadi dapur. Pembangunan senderan ini juga sudah kami target secepatnya sebelum memasuki musim penghujan. Atas musibah ini, akan segera menggelar upacara pecaruan untuk pembersihan,” jelasnya.
Pasca musibah tersebut, pihak medis dari Puskesmas V Kintamani, Ketut Subawa, telah mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan terhadap tubuh jenazah.
Berdasarkan identifikasi jenazah, Subawa mengatakan kedua tubuh korban tidak terdapat luka terbuka melainkan hanya luka lebam.
Namun demikian, tubuh keduanya telah kaku dan mulai mengeluarkan bau.
“Diperkirakan musibah itu terjadi pada malam hari sekitar pukul 23.00 wita,” ungkapnya.
Dilain pihak Kapolsek Kintamani, Kompol I Made Raka Sugita mengatakan berdasarkan olah TKP, kemungkinan kedua korban merasa kelelahan sehingga tidak sadar terjadi longsor.
Setelah dilakukan pemeriksaan luar, oleh pihaknya kedua jenazah korban dibawa ke RSUD Bangli.
“Sekarang jenazah kedua korban saat ini telah berada di kamar jenazah RSUD Bangli. Pihak keluarga juga masih dihubungi terkait kejadian tersebut,” tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Dua Orang Tewas Tertimbun Longsor di Bangli, Nyawa Keduanya Direnggut Saat Tertidur, https://bali.tribunnews.com/2019/08/23/dua-orang-tewas-tertimbun-longsor-di-bangli-nyawa-keduanya-direnggut-saat-tertidur?page=all.