TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa mengguncang wilayah Lembata NTT pada Minggu (25/8/2019) siang.
Dikutip Tribunnews.com dari Twitter @infoBMKG, gempa berkekuatan M 3.4 mengguncang Lembata NTT pukul 14:43:36 WIB.
Pusat gempa berada di laut tepatnya timur laut Lembata.
Berdasarkan titik koordinatnya, gempa terjadi pada 7.92 Lintang Selatan (LS) dan 123.51 Bujur Timur (BT).
Gempa berkedalaman 15 kilometer dan dirasakan dengan skala (MMI) II di Lembata.
Baca: Jadi Calon Lokasi Ibu Kota Baru, Pulau Kalimantan Disebut BMKG Punya Tingkat Kegempaan yang Rendah
Baca: Siapa Bilang Pulau Kalimantan Bebas Gempa, BMKG Sebut 3 Sesar yang Bisa Jadi Pemicunya
"#Gempa Mag:3.4, 25-Agu-19 14:43:36 WIB, Lok:7.92 LS, 123.51 BT (Pusat gempa berada di laut Timurlaut Lembata), Kedlmn:15 Km Dirasakan (MMI) II Lembata #BMKG"
Berdasarkan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), beginilah gambaran keadaan yang dirasakan seseorang terhadap guncangan gempa, dikutip dari situs BMKG:
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Baca: Panduan Transportasi Menuju Basecamp Taruna Jaya Giri Gunung Andong
Baca: 9 Hal Penting yang Wajib Diketahui Sebelum Naik Gunung Andong
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com/Miftah)