TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aulia Kesuma, otak di balik pembunuhan dan pembakaran suami dan anak tirinya, ternyata mengenal sang suami, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) melalui media sosial.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto tak menjelaskan secara rinci detail waktu mereka berkenalan melalui media sosial.
"Berkenalan melalui facebook," kata Suyudi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).
Dalam pemeriksaan, Aulia Kesuma selalu memberikan keterangan yang berubah-ubah. Awalnnya, Aulia Kesuma mengakui Giovanni Kelvin sebagai keponakannya.
Selanjutnya, ia kembali mengakui Giovanni Kelvin sebagai anak kandungnya. Suyudi mengatakan, Giovanni Kelvin adalah keponakan AK yang dianggap sebagai anaknya sendiri.
"Hubungan Giovanni Kelvin dan Au sudah seperti anak dengan ibu karena sudah dirawat dari kecil. Jadi masalah apapun Aulia Kesuma adalah masalah Giovanni Kelvin juga," ungkap Suyudi.
Untuk diketahui, Aulia menyewa dua orang pembunuh bayaran berinisial S dan A untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya itu.
Edi dibunuh dengan cara diracun. Sementara Dana dibunuh dengan cara diberi minuman keras lalu dibekap. Keduanya dibunuh di rumahnya di Lebak Bulus.
Kedua korban kemudian dibawa ke Sukabumi, Jawa Barat oleh Aulia dan Giovanni Kelvin, anak Aulia, untuk dibakar di dalam mobil.
Giovanni Kelvin hingga kini masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur karena terkena luka bakar saat berusaha membakar ayah tirinya yang sudah tak bernyawa di dalam mobil.
Selain Aulia dan Giovanni Kelvin, polisi telah menangkap S dan A, pembunuh bayaran untuk membunuh Edi.
Kedua pembunuh bayaran itu ditangkap di Lampung Timur, Lampung oleh tim Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Polda Lampung.
Udang Kemarahan
Keterangang yang berubah-ubah dari Aulia Kesuma sebelumnya juga membuat kak kandung Pupung Sadili atau Edi Chandra Purnama.
Asoka Wardana, kakak tertua Pupung Sadili marah besar mendengar ocehan Aulia Kesmua yang melakukan pembunuhan suami dan anak tirinya dengan cara menyewa algojo karena mendapatkan ancaman dari Pupung Sadili.