Denny berangkat ke Pulau Dewata dengan KTP sementara.
Dikemudian hari, Martini baru mengetahui ternyata di Bali, anaknya tidak PKL namun dipekerjakan sebagai Anak Buah Kapal (ABK).
Baca: Bali Masuk 5 Besar Jumlah Penderita HIV/Aids Tertinggi di Indonesia, Mencapai 21.000
Pelakunya adalah Mugiri, seseorang yang dipasrahi oleh pihak sekolah untuk mengurus pekerjaan para pelajar selama di Bali.
"Saya baru tahu ternyata KTP anak saya dipalsukan supaya bisa bekerja di kapal. Pelakunya Mugiri. Dia sudah divonis penjara oleh Pengadilan Negeri Bantul," jelas dia.
Diceritakan Martini, identitas anaknya tersebut telah dipalsukan sehingga pihak perusahaan Kapal mengira Denny sebagai pencari kerja dengan domisili Bali.
"Padahal anak saya PKL bukan kerja," kata dia.
"Makanya ketika Kapal Jimmy Wijaya dinyatakan hilang kontak, pada 27 Februari 2010 saya tidak tahu. Saya baru tahu 5 Maret ketika didatangi pihak sekolah. Padahal Pak Joko (ayah Ginanjar) tahu kapal hilang kontak disurati langsung oleh pihak perusahaan. Saya baru tahu ternyata KTP anak saya dipalsukan. Perusahaan tidak tahu alamat rumah saya," ujar dia menjelaskan.
Tiga pelajar Bantul hilang saat PKL di Pelabuhan Benoa telah berlalu 10 tahun silam.
Kasus tersebut juga, menurut Martini sudah pernah disidangkan di Pengadilan Negeri Bantul.
Mugiri sebagai calo dan pemalsu dokumen telah divonis bersalah.
Baca: Polisi Periksa 6 Saksi Terkait Beredarnya Video Mesum di Angkot, Dua di Antaranya Pemeran Utama
Joko Anggap Sebagai Musibah
Joko Priyono, orang tua Ginanjar Nugroho Atmaji mengaku saat ini sudah bisa menerima.
Ia menganggap apa yang menimpa anaknya itu sebagai musibah yang sudah digariskan.
Tak selamanya disesali.