TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Masyarakat Surabaya belum banyak mengenal Hendro Gunawan.
ASN yang kini menjabat sebagai Sekretaris Kota Surabaya ini, bukanlah tipikal 'pesolek'.
Namun, nama Hendro Gunawan mendadak muncul dalam bursa Pilwali Surabaya 2020 mendatang.
Ia bersaing dengan sejumlah nama yang cukup tenar.
Seperti, Wishnu Sakti Buana, Zahrul Azhar As'ad (Gus Hans), hingga Armuji.
Di kalangan Pemkot, sosok Pejabat dengan perawakan tinggi besar ini dikenal pendiam.
Hendro justru enggan mencari popularitas.
Dia lebih memilih bekerja dalam diam.
Bukti kinerjanya, adalah surutnya genangan banjir di Surabaya.
Lulusan Erasmus Universiteit Netherlands ini ahli penataan perkotaan dan drainase.
Pemikiran Hendro Gunawan melahirkan membangun box culvert A Yani dan 4 Boozem yang ada di Surabaya.
Membangun mecanical Screen di rumah pompa, di usia yang relatif muda.
Informasi tersebut dibenarkan oleh Chusnur Ismiati, istri dari Hendro Gunawan.
"Bapak memang jarang tampil, karena memang lebih memilih bekerja," katanya, Rabu (4/9/2019).
Menurut Chusnur, Hendro merupakan pekerja dengan target.
Menyelesaikan apa-apa yang menjadi prioritas.
Baca: Pengakuan Sopir Truk yang Seruduk Antrean Mobil di Tol Cipularang: Susah Rem karena Angkut Pasir
"Bapak memang bisa menjadi tim yang solid dalam Pemerintah Kota. Bisa menerjemahkan Bu Risma dalam percepatan pembangunan Surabaya," terang Wanita yang juga Komisioner Perlindungan Anak (KPA) Jatim ini.
Sementara, Hendro masih belum berani berbicara langkahnya dalam kontestasi bursa Pilwali.
Ia buru-buru meninggalkan awak media saat ditanya kabar tersebut pada saat pelantikan Anggota DPRD Surabaya beberapa pekan kemarin.
Ahok Disebut Jadi Kandidat
Beberapa waktu lalu muncul spanduk di Surabaya bahwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP disebut sebagai salah satu kandidat potensial Wali Kota Surabaya menggantikan Tri Rismaharini pada Pilkada 2020 mendatang.
Menanggapi isu tersebut, Ahok BTP mengatakan bahwa tidak mungkin ia menjadi Calon Wali Kota Surabaya.
Baca: Bakal ke Indonesia, Mantan Gitaris Megadeth Bagi Trik Bermusik, yang Mau Ikut Gratis Lo
"Saya bilang, enggak mungkin saya ditugaskan (PDIP) menjadi wali kota Surabaya," kata Ahok, ketika ditemui di Universitas Kristen Petra, Surabaya, Senin (19/8/2019).
Sebab, Ahok menilai, PDIP yang menjadi partai pemenang pada Pemilu Legislatif 2019, memiliki banyak kader mumpuni yang bisa dicalonkan di Pilwali Surabaya 2020 mendatang.
Menurut Ahok, sekalipun dirinya mendapat restu dan sambutan baik oleh sebagian warga Kota Surabaya, dia merasa tidak akan bisa masuk ke ranah politik.
Ahok menyatakan bahwa dirinya akan berkonsentrasi pada pemberdayaan masyarakat.
"Bukan soal sambutan (warga Surabaya). Saya melaksanakan, pertama bisa menolong banyak masyarakat, yang kedua saya sebagai kader partai tentu saya ikut perintah partai," tutur Ahok.
Menurut Ahok, PDIP memberinya tugas untuk mengajar sekolah politik, terutama tentang penganggaran, hibah, dan pekerjaan daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca: Tunjukkan Foto di Jalanan Papua yang Buat Kaget, Komarudin Watubun: Pak Wiranto Tidak Merasakan
"Jadi tidak ada partai menugaskan saya jadi wali kota Surabaya," ujar Ahok.
Ahok juga pernah berkomentar saat warganet menyebut dia sebagai salah satu orang yang cocok diangkat sebagai menteri dalam Kabinet Kerja Jilid II.
Dengan tegas, Ahok mengatakan bahwa dia tak mungkin jadi menteri pada pemerintahan Jokowi - Maruf Amin periode 2019-2024.
"Saya tidak mungkin jadi menteri. Saya kan sudah cacat di Republik ini. Bukan pesimistis, tapi saya memberi tahu fakta dan kenyataan," kata Ahok beberapa waktu lalu.
Ada alasan yang membuat Ahok cenderung menarik diri dari peluang terjun kembali ke dunia pemerintahan.
Salah satunya, karena dirinya sudah pernah terjerat kasus hukum.
Dia mengacu pada kasus penodaan agama yang pernah menjeratnya. Ahok pernah ditahan selama 2 tahun, karena terbukti bersalah dalam kasus itu.
Baca: Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Usulkan Jawa Barat Digabung dengan Jakarta, Ini Alasannya!
Karier Politik Selesai
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) dengan tegas mengatakan bahwa karier politiknya sudah selesai.
Dia juga mengaku tidak akan mengambil posisi siapa pun di pemerintahan.
Hal itu dikatakannya saat memberikan sambutan di Roosseno Award di Jakarta, Senin (22/7/2019).
"Orang mayoritas beragama sudah mencap saya penista, masyarakat kelas menengah, terutama ibu-ibu, marah karena urusan perceraian saya dan pernikahan saya. Jadi, ya sudah sebetulnya sudah selesai (karier politik)," kata Basuki alias Ahok.
Baca: Elza Syarief & Hotman Paris Saling Sindir Soal Bau Pesing, Singgung Tisu Basah hingga Nenek-nenek
Saat ditanya mengenai kemungkinan namanya akan meramaikan bursa calon menteri kabinet Joko Widodo-Maruf Amin, Ahok mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.
"Saya tidak mungkin jadi menteri. Saya kan sudah cacat di Republik ini. Bukan pesimis, tapi saya memberi tahu fakta dan kenyataan," kata Ahok.
Dia juga mengatakan dia tidak ingin ada siapa pun yang merasa akan direbut posisinya olehnya. Ke depan, Ahok tetap ingin membantu rakyat dengan caranya sendiri.
Salah satunya dia mengatakan ingin menjadi pembawa acara di salah satu stasiun televisi.
"Host, saya jangan ditahan-tahan lagi jadi host, ya ngelawak, saya nyanyi agak lumayan lah," kata Ahok.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Nama Hendro Gunawan Berpotensi Maju di Pilwali Surabaya, Istri Ungkap Suami Pilih Bekerja