Menurut Rayya, tak ada paksaan yang diberikan kepada V.
Foto V selanjutnya dipajang du Twitter untuk menarik minat pelanggan.
Video yang beredar juga diklaim atas permintaan V.
"Tidak benar kalau ada anggapan dipaksa. Saat pemeriksaan pertama itu dijelaskan jika V yang minta dibuatkan video dan disebar di twitter Rayya."
"Kata V itu bilang ke Rayya kalau ada tamu yang minat silakan saja. Transaksinya dengan Rayya yang saat itu berstatus suaminya. Bisa langsung atau ketemu di hotel," kata Soni, Senin (2/9/2019) dikutip dari Tribun Jabar.
Berbeda dengan pengakuan V, Rayya justru mengaku jika ia yang diminta untuk melakukan aksi tersebut.
Soal bayaran, V disebut menerima semuanya.
"Tidak ada paksaan kepada V. Malah dia yang minta agar Rayya ikut. Apalagi uangnya juga semua diterima V. Raya sama sekali tidak dapat uang," lanjut Soni.
Lebih lanjut, Soni mengatakan, Rayya tak melakukan pemaksaan terhadap V.
Menurutnya, pernyataan V hanya digunakan sebagai senjata agar terbebas dari hukum.
"Masa tertekan tapi lebih dari satu kali melakukannya. Apalagi videonya juga banyak. Dia (V) sama-sama menikmati," katanya.
Beberapa waktu lalu, sempat beredar video Vina Garut yang menggemparkan warga Garut.
Video tersebut ternyata dibuat pada tahun 2018.
Terdapat dua video yang beredar luas di masyarakat.
Video pertama yang berdurasi 1,3 menit diperankan oleh dua pria dan satu wanita.
Sementara video kedua yang berdurasi 1,07 menit diperankan oleh tiga pria dan satu wanita.
(Tribunnews.com/Miftah, Tribun Jabar/Firmansah Wijaksana)