"Sekarang masih didalami motif pembunuhannya," kata Wahyu, alumnus Akpol 1998.
"Korban digeletakan di pos penjagaan samping pintu gerbang dalam karung sak sambil dibubuhi serbuk kopi. Kemudian akan dikubur di area kafe itu, tapi terburu tertangkap," imbuhnya.
Ibu Korban Tak Mengira
Sebelum kejadian, korban sempat pamit kepada keluarganya sekitar pukul 18.30 wib.
Ia hendak menemui rekan usahanya di Kafe Penjara.
"Anaknya masih pakai seragam kerja. Habis Magrib keluar rumah untuk menemui teman usahanya," ujar sang ibunda saat menunggui jenazah putrinya di kamar mayat RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik, Rabu (11/9/2019).
Nyatanya, sampai malam hari, korban Hadryil Choirun Nisa'a tak kunjung pulang.
Sang ibunda yang menghubunginya via pesan WhatsApp hanya terkirim, tak terbaca.
Setelah upaya komunikasi via WhatsApp tak kunjung berhasil, ibunda korban meminta bantuan adik korban untuk mencarinya.
Namun, pencarian itu pun tak membuahkan hasil.
Awalnya, sang ibu mengira Nisa tewas karena kecelakaan.
Dugaan itu muncul setelah Rabu (11/9/2019) dini hari sekitar pukul 00.30 wib, ia dijemput Pak Lurah untuk diajak ke RSUD Ibnu Sinda Gresik.
"Awal infonya, anak saya kecelakaan," imbuhnya.
Betapa kagetnya ibu korban, saat mendapati kenyataan justru tubuh putrinya tergolek tak bernyawa di kamar jenazah.
Lebih kaget lagi saat ia mengetahui sang putri ternyata menjadi korban pembunuhan.