Hal itu membuatnya khawatir terhadap kesehatan dua orang anaknya.
"Asap di tempat tinggal kami sudah dua minggu. Tapi beberapa hari terakhir sangat pekat," sebut Yenirika.
Dia juga sudah merasakan dampaknya, seperti sesak napas dan kepala pusing.
"Kalau saya sesak napas dan kepala pusing. Bayi saya juga bersin-bersin dan tidurnya gak nyaman, mungkin karena kabut asap," ujarnya.
Kabut asap pekat yang menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, semakin mengkhawatirkan.
Sebab, kualitas udara sudah berada di level berbahaya.
Meski sudah banyak warga yang terdampak, hingga saat ini Pemerintah Provinsi Riau belum menetapkan siaga darurat bencana kabut asap.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Warga Pekanbaru yang Kini Takut Keluar Rumah karena Kabut Asap"