Selama sehari bekerja, maksimal ia mendapatkan penghasilan bersama suaminya hingga Rp 40.000.
Itu pun jika ada kelapa yang bisa diolah jadi kopra.
Saat bahan bakunya habis ia kerap beristirahat sampai ada bahan baku terkumpul untuk diolah.
Meski begitu, kepala Dusun Bulung, Sarifuddin, tidak beranggapan, orang tua Khadijah tidak termasuk keluarga miskin.
"Tidak miskin ini. Kalau pekerjaan saya akui hanya buruh kupas kopra," katanya kepada Kompas.com, Senin (16/9/2019) sore.
Sarifuddin mengatakan, orangtua Khadijah tinggal di rumah mertua yang dinilai masih layak.
Mertua pasutri itu juga bukan yang termasuk golongan warga miskin.
2. Bantuan Mulai Berdatangan
Setelah kisah Khadijah viral, bantuan mulai berdatangan dari berbagai pihak.
Pemerintah desa setempat, warga, Dinkes Polewali Mandar hingga perwakilan perusahaan susu datang ke kediaman Khadijah untuk memberinya bantuan.
"Dua hari ini rumah ramai dikunjungi tamu. Sebagian datang ingin melihat kondisi Khadijah. Sebagian lain menyalurkan bantuan makanan dan susu," kata Anita kepada Kompas.com.
"Tadi ada beberapa pihak datang ke rumah, termasuk petugas kesehatan tadi datang bawa susu tiga kardus dan biskuit."
3. Kondisi Khadijah Selama Ini Termasuk Normal
Meski mengonsumsi kopi tubruk, pertumbuhan fisik bayi Khadijah seperti anak normal lainnya.