4 FAKTA Hari Jumat Sebagai Hari Minum Kopi di Temanggung
TRIBUNNEWS.COM - Tiap Jumat di Temanggung telah ditetapkan sebagai Hari Minum Kopi.
Penetapan tersebut, disampaikan Bupati Temanggung, M Al Khadziq melalui surat edaran (SE) Bupati bernomor 500/513/IX/2019, tentang Hari Minum Kopi.
Penetapan tersebut atas dasar mempertimbangkan bahwa kopi merupakan salah satu produk unggulan daerah dan sudah ditetapkan sebagai indeks geografis kabupaten Temanggung.
Selain itu, penetapan Hari Minum Kopi tiap Jumat juga sebagai sarana promosi kopi Temanggung, sekaligus mendongkrang kesejahteraan petani dan pelaku usaha kopi.
Bupati M Al Khadziq meminta agar seluruh instansi dan masyarakat di Temanggung, untuk menyuguhkan kopi lokal setempat kepada tiap tamu yang datang.
Baca: Damai, Melaney Ricardo Ngaku Diajak Elza Syarief Bisnis Kopi: Namanya Kopi Elus-elus Kali Ya
Baca: Bayi 14 Bulan yang Kecanduan Kopi Akhirnya Diberi Susu, Jika Susu Habis, Akan Diberi Air Putih
"Jumat harinya ngopi untuk masyarakat Temanggung" ucap Bupati M Al Khadziq dikutip dari TribunJateng.
Berikut beberapa fakta tentang Hari Minum Kopi di Temanggung, Tribunnews.com himpun dari TribunJateng.
Kopi Temanggung Kualitas Unggul
Temanggung dikenal mempunyai produk unggulan untuk jenis arabika dan robusta.
Kopi-kopi terbaik Temanggung berasal dari lereng Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau.
Salah bukti bahwa kopi Temanggung menjadi produk unggulan dengan kualitas bagus adalah seringnya Kopi asal Temanggung mendapat nomor unggulan dalam ajang Festival Kopi.
Hal tersebut seperti dikatakan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Temanggung, Abas Zahrotin, Selasa (17/9), dikutip dari TribunJateng.
"Ini bukan sekadar klaim. Dalam perlombaan atau festival kopi dengan juri kelas nasional atau bahkan internasional, kita selalu dapat nomor unggulan, artinya kopi Temanggung memang punya cita rasa unggul," ujar Abas.
Bupati Temanggung menyatakan, prospek dari Kopi Temanggung kian hari semakin bagus.
"Alhamdulillah kopi Temanggungg mulai dikenal di seluruh Indonesia, bahkan sekarang sudah sampai luar negeri sebagai spesial kopi Jawa terbaik," ungkap M Al Khadziq.
Banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM) di Temanggung yang membuka usaha produksi kopi.
Namun demikian, kebanyakan UMKM tersebut belum terdaftar secara resmi di dinas terkait, sehingga besaran sumbangsih untuk perekonomian belum bisa dihitung secara rinci.
Ngopi Belum Membudaya
Kendati menjadi produsen kopi yang cukup terkenal, di Temanggung Ngopi belum merupakan hal membudaya.
Ia mengakui dari dulu di Temangugng tidak ada tradisi nongkrong di warung kopi.
Hal tersebut berbeda dengan daerah lain yang meski bukan penghasil kopi masyarakatnya cukup familiar dengan budaya ngopi.
"Di Gresik, Lamongan, Yogya, di mana-mana ada warung kopi, budaya ngopi sudah kental sekali," katanya.
Salah satu sentra penghasil kopi robusta di antaranya berada di wilayah Desa Gedongsari, Kecamatan Jumo.
Namun demikian, petani kopi di Temanggung kebanyakan menjual kopi biji kopi yang sama sekali belum kepada tengkulak begitu panen tiba.
Hal ini menjadikan nilai tambah ekonomi bagi petani menjadi berkurang.
Festival Kopi
Sebagai salah satu produsen Kopi Jawa dengan kualitas unggul, di Temanggung sering digelar festival kopi.
Di tahun 2019 ini, Festival Kopi digelar pada 19-22 September, dan festival kali ini telah memasuki tahun ke lima.
Tahun ini, Festival Kopi Temanggung diselenggarakan oleh Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Temanggung.
Sebanyak 109 stan akan dibuka dan masing-masing stan akan menjajakan aneka ragam produk unggulan.
"Ini agenda rutin tahunan HIPMI. Ini sudah kali kelima digelar," ujar Ketua Umum BPC HIPMI Temanggung, Abas Zahrotin, Selasa (17/9), dikutip dari TribunJateng.
Kegiatan ini menjadi saran untuk memperkenalkan ke publik bahwa Temanggung merupakan produsen kopi dengan kualitas unggul.
"Ini bukan sekadar klaim. Dalam perlombaan atau festival kopi dengan juri kelas nasional atau bahkan internasional, kita selalu dapat nomor unggulan, artinya kopi Temanggung memang punya cita rasa unggul," ujarnya.
Untuk menarik minat publik, dalam Festival Kopi tahun ini juga diberikan hadiah berupa uang muka untuk membeli rumah.
"Di antaranya ada minum kopi berhadiah rumah. Ada dua unit rumah yang kami siapkan. Rumah ini tidak gratis sepenuhnya ya, kami hanya membayarkan uang mukanya. Cicilan selanjutnya dilanjutkan pemenang kalau akan diambil," terang Abas.
Promosi Gubernur Jateng
Upaya promosi Kopi asal Temanggung juga dilakukan oleh Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo.
Beberapa tahun yang lalu, pada 2016, Ganjar Pranowo pernah bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Belanda, Mark Rutte di Wisma Perdamaian, Kota Semarang.
Gubernur Ganjar lantas menawarkan Kopi temanggung dan langsung disambut dengan baik oleh PM Belanda.
"Tadi saya tawarkan saya punya kopi nih, kalau mau jualan, ke mana? Tadi Dubesnya (Dubes Belanda untuk RI) langsung kasih nomor telepon dan kita mau masuk, sebab selama ini kita terlalu sulit masuk," kata Ganjar seperti dikutip dari TribunJateng.
(Tribunnews.com/Tio/TribunJateng)